Sekarang jelas terasa bahwa kepercayaan adalaha hasil dari proses sebuah perjalanan kejujuran dan keadilan didalam mengimplementasikan amanah UUD. Yang ingin saya ungkapakan pada kesempatan ini adalah suatu asumsi yang akan terjadi dikemudian hari dengan berdasar pada penomena politik yang terjadi dimasyarakat. Faktanya masyarakat sudah jenuh dan bahkan muak untuk memilih calon pemimpin dari level pemerintahan yang paling terkecil sekalipun.
Bukan tidak beralasan mereka melakukan hal ini karena, merekapuncukup peka untuk melihat, mendengar dan bahkan berfikir kritis tentang apa yang terjadi seputar politik, meskipun mereka bukanlah expert namun perlu digaris bawahi ketidak adilan dan ketidak jujuran merupakn hal yang sangat kontras untuk dilihat.
Saya khawatir kedepan tidak akan ada lagi yang disebut pemimpin karena siapapun tidak akan menjadi pilihan.
Saya cemas kedepan masyarakat lebih egois untuk kepentingan dirinya sendiri ketimbang urusan umum atau kelompok
Saya takut masyarakat tidak akan peduli lagi kepada calon pemimpin karena kebanyakan dari para pemimpin telah gagal menjalankan amanah UUD.
Ketika melihat pernyataan diatas saya mulai berhitung , dan menunggu saat saat yang paling tidak diinginkan oleh siapapun seperti kudeta dan lain-lain.
Krisis kepercayaan telah terjadi ironiknya tak satupun pemimpin atau para calon pemimpin mau berlapang dada menyikapi atau bahkan menyiapkan hal yang terbaik untuk bangsa ini. Apakah pembaca sependapat dengan saya ?
Berbicara hal ini tentu saja harus ada data autentik, namun saya tidak perlu membuatnya. Cukup bertanya, atau mengamati kondisi disekeliling kita dimana telah terjadi krisisis kepercayaan masyarakat dalam hal penentuan pemimpin dari level yang paling rendah sampai paling atas. Kalaupun ada itu bukan suara murni masyarakat tapi upaya oknum yang berkepentingan dan senantiasa membungkam pikiran terang masyarakat yang sedang kebingungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI