Mohon tunggu...
Asep Meshuri
Asep Meshuri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Itu Aktivitas Sunyi

Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Seberapa Pantaskah Gamal Albinsaid Menjadi Wali Kota Surabaya?

3 Maret 2020   03:57 Diperbarui: 3 Maret 2020   04:15 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seberapa pantaskah, Gamal Albinsaid menjadi wali kota surabaya? Saya kira, pantas-pantas saja. Kalau kita lihat prestasinya, jangan ditanya lagi. Berbagai prestasi dari dalam negeri ataupun luar negeri sudah ia peroleh. Kalau soal ia belum berpengalaman dalam menjadi kepala daerah, memang iya.

Tapi, yang terpenting, dalam menjadi seorang pemimpin itu kejujuran. Sebenarnya ini hal yang sangat fundamental yang harus dimiliki seorang pemimpin. Ini adalah syarat utama. Tapi memang tidak ada alat untuk mengukur kejujuran seseorang, Ia jujur atau tidak.Tapi kita bisa melihat dari perjalanan hidupnya. Meskipun memang manusia kapan pun bisa berubah.

Sebenarnya cukup menarik, kalau kita berbicara tentang Gamal Albinsaid. Ia dokter yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Itu terbukti, ia mendirikan: klinik asuransi kesehatan, InMed, dan siapapeduli.id. Dimana ia sering membantu pengobatan warga-warga yang kurang mampu secara ekonomi.

Dari kegiatan-kegiatan sosialnya, ia bisa memperoleh penghargaan-penghargaan dari berbagai negara. Kita tau bahwa, di usianya yang baru 30 tahun. Ia telah menjadi pembicara di 17 negara di dunia. Salah satunya ia diundang berbagi inspirasi, di hadapan 25 ribu peserta dari 150 negara dalam 19th world festival of youth and student di Rusia.

Ia semakin banyak dikenal orang, ketika ia menjadi juru bicara Prabowo-Sandi. Hampir tiap hari ia ada di TV. Dan, yang saya tau, Sandiaga langsung yang meminta dirinya menjadi juru bicara. Dari situlah, Gamal berangsur-angsur semakin banyak dikenal orang.

Selain ia memiliki kepedulian sosial yang tinggi, banyak orang menilai ia sangat santun. Itu kita bisa lihat, bagaimana Gamal berdiskusi dan berdebat ketika ia menjadi juru bicara pada waktu pilpres. Ia tidak pernah menyerang kandidat seberang dan lawan bicaranya secara personal. Ia lebih memilih berpolitik yang santun dan menyejukkan.

Dan yang saya tau, Gamal tidak ada kepikiran maju untuk menjadi wali kota surabaya. Ia sebenarnya lebih ingin memilih fokus pada kegiatan-kegiatan sosialnya. Itu bermula ketika ada beberapa tokoh, relawan, masyarakat dan juga ormas yang menginginkan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai wali kota surabaya.

Sehingga ia mulai berpikir untuk mencalonkan diri. Setelah melalui sholat istikharah dan meminta restu dari orang tua. Maka ia memantapkan hati, kalau ia siap maju mencalonkan diri sebagai calon wali kota surabaya. Tapi, saya kira, meskipun Gamal tidak pernah bilang ke publik. Saya kira, ada faktor Sandiaga yang menguatkan dirinya untuk maju, selain dari keluarganya.

Kita tau, bagi Gamal, Sandiaga adalah mentornya. Saya juga yakin Gamal banyak berdiskusi dengan Sandiaga, perihal pekerjaannya ataupun dukungan tokoh, relawan, masyarakat dan ormas---yang menginginkan dirinya menjadi wali kota surabaya.

Saya dengar, ia juga mendirikan Impact Indonesia. Dimana ia ingin membantu anak-anak muda untuk memulai usahanya, membuka lapangan kerja, dan mengurangi pengangguran. Dan, beberapa waktu yang lalu ia sudah meluncurkan Impact Surabaya.

Dan yang terpenting, dari Gamal Albinsaid, seperti yang sudah saya utarakan di depan. Ia memiliki kepedulian sosial yang tinggi dan tak lupa ia juga peduli terhadap lingkungan.  Tutur katanya yang santun dan menyejukkan sering kali yang membuat orang-orang bersimpati padanya---selain prestasi-prestasinya.

Kembali ke pertanyaan di depan: Seberapa pantaskah, Gamal Albinsaid menjadi wali kota surabaya? Sangat pantas. Negeri ini butuh anak muda seperti Gamal. Semakin banyak anak muda seperti Gamal terjun ke politik, saya rasa, akan semakin elok politik kita ke depan.

Anak muda yang sekarang bergelut di dunia politik seharusnya menjadikan politik kita beretika, malah sebaliknya. Mungkin tidak semua. Mungkin. Saya rasa seharusnya anak muda yang terjun ke politik harus menjunjung tinggi politik yang bermartabat dan politik yang beretika.

Menang atau kalah hal yang biasa dalam pertandingan. Yang terpenting, mungkin dengan hadirnya Gamal---sebagai calon wali kota surabaya---setidaknya memberikan gambaran bagi anak-anak muda, supaya mereka tidak selalu memandang politik itu buruk. Dengan menghadirkan politik yang bermartabat dan politik yang beretika tadi.

Mendapat dukungan parpol atau tidak itu juga biasa dalam pertandingan politik. Yang terpenting, jalankanlah politik yang bersih, santun dan menyejukkan. Menang atau kalah, serahkan saja pada masyarakat.

Dan, yang tidak boleh dilupakan bagi seorang pemimpin. Seperti yang saya utarakan di depan. Syarat utama menjadi seorang pemimpin itu harus jujur. Ini sangat penting dan fundamental. Dan ini memang yang hilang dari bangsa ini.

Saya berharap, Gamal tidak berubah. Mungkin kehadiran Gamal adalah secercah harapan yang bisa mengubah wajah politik di negeri ini. Yang sudah terlalu buruk untuk dilihat dan sudah terlalu bising untuk didengar

Saya berbicara seperti ini bukan dalam rangka ingin mengkultuskan Gamal. Tidak ada urusan saya dengan Gamal. Saya juga tidak bisa memilih sebab saya bukan warga surabaya. Tapi itulah fakta yang saya lihat tentang Gamal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun