Mohon tunggu...
Asep Meshuri
Asep Meshuri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Itu Aktivitas Sunyi

Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Dari Sibuknya Menulis Sampai Lupa Membaca

2 Maret 2020   05:39 Diperbarui: 2 Maret 2020   05:39 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kembali ke teman saya tadi. Dulu yang saya tau dia adalah penggila buku. Bisa dibilang dia kutu buku, sebelum dia menjadi penulis seperti sekarang. Semua jenis buku dia baca. Tidak tanggumg-tanggung, pas kemarin ketemu, saya tanya, koleksi bukunya sudah mencapai hampir sembilan ratus buku di rumahnya.

Saya pun sebenarnya tidak begitu tau detailnya, dari mana dia mendapatkan buku sebanyak itu. Tapi, dulu dia pernah cerita, kalau koleksi bukunya itu, dari hasil dia beli sendiri dan sering dikasih pamannya yang berprofesi sebagai guru SMA, di kampungnya.

Entah, saya pun belum sempat bertanya, apakah buku sebanyak itu dia sudah baca semua? Saya tidak yakin. Tapi saya masih meyakini sebagian besar dia sudah membacanya, mungkin lebih dari separuhnya.

Sampai sekarang, dia sudah menghasilkan tiga buku---satu novel dan dua buku. Sangat menginspirasi. Sebab dia masih relatif sangat muda, masih seumuran saya. Saya tau dia akan masih banyak menghasilkan karya-karya lagi. Saya meyakini, pada saatnya, dia akan dikenal banyak orang melalui karya-karyanya itu.

Saya kadang berpikir, kalau dia tidak cepat-cepat membaca lagi, bukan hanya novelnya saja yang tidak akan selesai. Tapi, dia akan disalip penulis-penulis yang tidak berbakat lainnya. Kita semua tau, kalau bakat itu bisa dikalahkan sama orang yang tidak punya bakat, kalau yang punya bakat tidak begitu bekerja keras, seperti apa yang dilakukan orang yang tidak punya bakat. Kerja keraslah yang akan menentukan semuanya.

Menjadi seorang penulis adalah pekerjaan yang sunyi dan terjal. Kenapa sunyi? Dan kenapa terjal? Sunyi sebab dalam menulis kita harus merenungi betul-betul hasil bacaan-bacan kita, supaya akan menjadi tulisan yang bagus dan menarik untuk dibaca banyak orang. Terjal sebab kita banyak saingan. Kita akan banyak bersaing dengan penulis-penulis yang lain.

Kalau ia tidak konsisten dan cepat menyerah, dia akan gagal. Jadi, bersabarlah, dari jalan sunyi dan terjal itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun