Mohon tunggu...
Asep Kurniawan
Asep Kurniawan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membentuk Pendidikan Anti ISIS di Kalangan Generasi Muda

10 September 2015   10:00 Diperbarui: 10 September 2015   10:14 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari kekhawatiran, ancaman bahaya ISIS terhadap generasi muda haruslah segera ditangani dengan serius. Alasannya adalah generasi muda merupakan sasaran yang empuk bagi ISIS untuk dijadikannya sebagai garda depan dalam melancarkan aksinya. ISIS menyukai generasi muda karena paham bahwa generasi tersebut cenderung labil sehingga mudah untuk dipengaruhi.

Menurut saya, salah satu upaya terbaik dalam menangani ancaman ISIS terhadap generasi muda adalah melalui ranah pendidikan. Mungkin dalam hal ini adalah memasukkan pemahaman mengenai ancaman ISIS ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini dimaksudkan sebagai pencegahan dini terhadap tindak lanjut bahaya teror yang mungkin dilakukan oleh kelompok ekstremis tersebut di Indonesia.

Namun, belakangan muncul pertentangan mengenai hal ini. Salah satu hal yang dipermasalahkan adalah pemahaman mengenai ancaman ISIS dinilai terlalu keras jika dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah, terutama ke pendidikan dasar. Memang sekilas terlihat keras, namun bukan tidak mungkin untuk mengkreasikan penyampaianny. Hal yang mungkin bisa dimasukkan ke dalam kurikulum terkait adalah penanaman nilai-nilai tenggang rasa melalui pelajaran PKN di sekolah. Materi ini memungkinkan para siswa secara tidak langsung untuk menanamkan nilai toleransi dalam hidup bersama di tengah masyarakat.

Dengan digalakkannya materi tenggang rasa, khususnya antar umat beragama, maka akan mampu meminimalisir munculnya superiotas di masyarakat. Mengapa superiotas? Karena pada umumnya para kelompok ekstremis, termasuk ISIS, memandang dirinya superior sehingga berhak melegitimasikan keyakinannya terhadap masyarakat lain. Diharapkan melalui metode ini, generasi muda, khususnya anak-anak di tingkat pendidikan dasar, akan belajar bagaimana cara berpikir dingin dalam menghadapi perbedaan di lingkungan masyarakat. Mereka juga secara tidak langsung akan belajar mengenai betapa indahnya hidup bersama dengan rukun dan damai.

Sudah jelas, bahwa bangsa yang besar dan kokoh adalah bangsa yang masyarakatnya bersatu padu dalam damai. Hal ini akan lebih potensial manfaatnya jika dipupuk sejak dini pada generas muda, di mana dalam kaitannya dengan penanggulangan terorisme, yakni melalui menggalakkan pendidikan toleransi beragama dalam kurikulum pendidikan di Indonesia. Generasi muda yang cinta damai niscaya akan berbuah pada generasi bangsa yang teguh dan tidak mudah terhasut oleh paham-paham selain NKRI dan Pancasila yang menjadi harga mati bagi bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun