Mohon tunggu...
asep jamaludin
asep jamaludin Mohon Tunggu... -

menggeluti dunia filsafat dan pendidikan menjadi salah satu hobi saya ketika sedang berada disuatu tempat yang sendiri. sharing ide dan eksplorasi desain nalar merupakan makanan sehari-hari yang ga pernah jelas dan mengarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gayus Membawa Berkah

20 Januari 2011   09:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang tersirat dalam pikiran Anda ketika mendengar nama Gayus? Kesal, benci, gundam, geregetan, biasa-biasa saja atau tidak tahu? Saya yakin, 7 dari 10 orang yang saya lontarkan pertanyaan ini akan mengatakan kekesalan dan kebenciannya. Karena, atas sikapnya ini, banyak pihak yang sudah dirugikan. Pernahkah terpikirkan oleh kita, bahwa dalam sisi kelam seseorang, pasti ada sisi terang yang memberikan manfaat buat orang lain, seperti hal konyol yang telah dilakukan oleh anak muda bernama Gayus ini.

Gayus, inilah nama anak muda yang saat ini tengah menjadi buah bibir berbagai orang, mulai dari orang yang pura-pura mengerti tentang politik (seperti saya) sampai sang pakar politik. Ulah anak muda ini menuai efek yang sangat-sangat buruk terhadap salah satu badan di Negara kita yang katanya sedang berkembang. Praktik maneuver hukumnya melahirkan beragam penafsiran yang bagi sebagian orang justru malah mendatangkan keuntungan. Salut deh buat Gayus... Gayus mungkin salah satu orang yang bernyali besar, nyawa pun dijadikan taruhannya untuk membuktikan dan memamerkan kepada dunia, bahwa praktik hukum dan pemerintahan di Negara kita sangat buruk, bahkan sangat hancur. Betapa tidak, berkali-kali tertangkap basah, berkali-kali itu pula dia dengan santainya keluar masuk jeruji besi yang konon katanya kejam, keras dan ketat.

Praktik mafia hukum di Negara kita semakin menampakkan eksistensinya, bahkan menunjukan bahwa dirinya memang benar-benar ada dan nyata. Awalnya mungkin kata-kata ini hanyalah wacana segelintir orang yang khawatir atas timbulnya hal ini, tapi hari ini-ihwal mafia hukum-di Negara kita menjadi nyata dan fakta. Mungkin boleh dikata, Gayus adalah salah seorang "the player" yang memainkan peranannya sebagai striker-nya.

Tulisan ini hanyalah omong kosong dari orang awam yang mencoba mengutarakan kekagumannya pada Gayus, bahwa dirinya telah menjadi seorang pahlawan untuk Negara ini. Pada saat orang-orang hebat berwacana di media-media-seolah ingin show of, atau mungkin memiliki kepentingan-kepentingan lainnya-mengenai kasus Gayus atau kasus mafia hukum, sang stiker (Gayus) justru melemparkan pukulan telak kepada semua pihak yang memiliki wewenang kebijakan dan orang-orang hebat yang berwacana tersebut.

Fenomena seperti ini mungkin bukan yang pertama kali terjadi, kasus serupa sudah dari dulu terjadi, sejak zaman "anak bapak presiden kedua kita masuk jeruji besi, karena tertangkap basah menggelapkan uang negara". Mengapa pada saat itu kasus seperti ini tampak biasa-biasa saja, dan hanya gelintir kecil orang saja yang sibuk mondar-mandir gak jelas. Padahal, banyak orang yang tahu, bahkan terlibat dalam penyusupannya, tapi tidak seramai dan seheboh Gayus hari ini. Ajaib bukan? Siapakah sebenarnya yang sedang ber-euforia dalam hal ini? Apakah ini permainan para pemain yang sedang memainkan permainan?

Hari ini, bangsa kita sungguh tengah dijangkiti oleh wabah penyakit hedonis dan skeptis yang luar biasa dahsyatnya. Hampir setiap orang dipelosok penjuru Negara ini mengidap kedua penyakit ini (kalau tidak keduanya berarti salah satunya) mulai dari pejabat tinggi negara hingga anak kemarin sore. Indikasi dari penyakit ini adalah, Jikalah seseorang mengidap hedonis, maka orientasi kehidupannya mesti menuju ke arah kepuasan, sedangkan kepuasan identik dengan kepentingan, dan seterusnya. Jikalah seseorang mengidap skeptis, kehidupannya mesti menuju ke arah keraguan, sehingga semua informasi yang diterimanya adalah absurd adanya. Atau, menurut Anda (hedonis dan skeptis) bagaimana?

Gayus telah pula memberikan keberkahan kepada semua orang yang menjabat apapun di Negara ini. Kepada para pemegang kebijakan hukum, Gayus mungkin sebenarnya ingin menyampaikan: "woi kalo kerja yang bener dong, Cuma karna duit segitu aja lupa sama jobdesk lu". Ini adalah berkah, karena itu berarti menunjukan jalan kebenaran. Kepada pemegang pertahanan, Gayus mungkin ingin menyampaikan: "woi, kalo mau kaya bukan disitu tempatnya, sini gue unjukin". Ini juga berkah, karena membuat orang sadar diri atas tanggung jawabnya. Kepada kepala Negara, Gayus mungkin ingin mengatakan: "bos, anak buah lu pada kacau, kagak ada yang bener". Ini juga keberkahan, betapa tidak, tugas seorang pemimpin itu sangat berat, so jangan main-main dong. Kepada seluruh masyarakat di Negara ini, Gayus mungkin ingin mengatakan; "woi pade-pade, masih sibuk ngurusin kepentingan sendiri?". Ini juga keberkahan, karena menunjukan hilangnya fasisme di Negara kita. Masing-masing orang hanya peduli pada sesuatu yang berefek positif pada dirinya, jika tidak ada efek positifnya, ya cuek aja lagi....!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun