Mohon tunggu...
Asep Irwan Gunawan
Asep Irwan Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemulung Kata-kata

Pengembara Kata dan Fakta demi Sebuah Cerita

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Layak Dimiliki, Imbal Hasil SBN 2025 Tetap Lebih Tinggi Dari Bunga Deposito

18 Desember 2024   23:14 Diperbarui: 18 Desember 2024   23:14 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imbal Hasil SBN 2025 (Sumber: Shutterstock)

Surat Berharga Negara (SBN) tahun 2025 sebentar lagi akan segera meluncur. Kepastian akan terbitnya SBN 2025 ini sendiri sudah mendapat titik terang dari kabar Kontan yang menyatakan bahwa Pemerintah bakal menerbitkan surat berharga negara (SBN) senilai Rp 642,56 triliun pada tahun 2025. Penerbitan SBN tahun 2025 ini tercatat naik 42,2% bila dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp 451,85 triliun.

Kabar hadirnya SBN ritel 2025 ini semakin nyata dari pemberitaan CNBC Indonesia yang menyatakan bahwa upaya pemenuhan target pembiayaan utang melalui penerbitan SBN di tahun 2025 akan dilaksanakan dengan memprioritaskan instrumen SBN dalam mata uang rupiah. Ini artinya memang SBN 2025 yang akan diluncurkan adalah SBN ritel yang dikhususkan untuk WNI.

Lalu Berapa Imbal Hasil SBN 2025?

Jika penerbitan SBN ritel 2025 sudah hampir dipastikan akan meluncur, lalu berapa imbal hasil SBN? Dari kabar Bisnis.com, bisa didapatkan informasi bahwa dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025, Pemerintah memang telah menetapkan target suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun sebesar 7,1% pada 2025.

Melihat besaran tersebut, bisa didapatkan angkanya jauh lebih tinggi dari posisi dan asumsi APBN 2024 sebesar 6,7%. Perlu diketahui bersama bahwa penetapan target suku bunga SBN 2025 ini dilakukan Pemerintah untuk menjaga stabilitas pasar keuangan domestik dari ketidakpastian global.

Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan sendiri menyatakan bahwa tingkat bunga SBN di atas telah mempertimbangkan volatilitas pasar.  "Suku bunga SBN 10 Tahun 7,1% itu dengan antisipatif melihat volatilitas yang terjadi tahun ini," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, para pelaku pasar melihat bahwa indikasi penetapan angka asumsi akan lebih tinggi dari prospek rata-rata imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) tahun ini di angka 6,9 persen. Dasar asumsi para pelaku pasar ini adalah adanya kebutuhan pendanaan yang besar guna menjalankan program kerja pemerintah baru.

Dibanding Bunga Deposito, Imbal Hasil SBN 2025 Masih Lebih Menguntungkan

Jika dibandingkan dengan bunga deposito Bank BUMN, apakah imbal hasil SBN 2025 masih tetap menguntungkan? Terkait hal ini Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto, memproyeksikan bahwa rata-rata kupon SBN ritel di tahun 2025 akan berkisar antara 5,7% - 6%, tergantung dari lamanya tenor.

Mengenai rata-rata kupon SBN ritel tahun 2025 yang dikutip Kontan, Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto, memproyeksikan bahwa rata-rata kupon SBN ritel di tahun 2025 akan berkisar antara 5,7% - 6%, walau juga masih tergantung dari tenor. Dasar proyeksi Suhindarto yang dikutip Kontan ini yaitu spread wajar antara kupon SBN dengan yield 10 tahun yang merupakan benchmark di pasar keuangan.

"Saya asumsikan yield 10 tahun akan berada berkisar 6,31% - 6,69% di tahun depan," kata Suhindarto.

Kalau melihat besaran kupon SBN 2024 yang berada di kisaran 6,3%-6,5%, nampak bahwa ada penurunan pada proyeksi kupon SBN tahun 2025. Namun meski begitu Suhindarto menyatakan bahwa kupon SBN 2025 masih layak dimiliki karena penurunannya cenderung kaku untuk turun. Menurut Suhindarto, kekakuan kupon SBN 2025 ini terjadi karena tingginya kebutuhan untuk menerbitkan surat utang seiring dengan tingginya defisit anggaran serta surat utang pemerintah yang jatuh tempo di tahun depan.

Dengan alasan di atas, maka Suhindarto yakin SBN 2025 akan tetap laris manis dibeli investor karena masih mampu menghadirkan imbal hasil yang lebih tinggi dibanding deposito. Bukan hanya terkait faktor imbal hasil, keyakinan bakal laris manisnya SBN 2025 ini menurut Suhindarto juga disebabkan oleh tingkat risiko yang sangat rendah, bahkan dianggap sebagai aset bebas risiko (risk-free assets). Tingginya imbal hasil dan tingkat risiko yang rendah jelas merupakan sesuatu yang penting sebab dapat menjadi faktor pendorong investor untuk berinvestasi SBN 2025.

Kuota SBN 2025 Mencapai 642,56 triliun

Melihat target penerbitan SBN pada 2024 sebesar Rp 666,4 triliun, sejatinya kuota SBN tahun 2025 yang mencapai 642,56 triliun, angkanya mengalami penurunan. Penurunan kuota SBN 2025 ini menurut CNBC Indonesia, disebabkan arah strategi pembiayaan anggaran Kementerian Keuangan pada 2025 dalam wujud penerbitan SBN yang mengalami perlambatan, sementara itu pembiayaan dalam bentuk pinjaman meningkat drastis.

Terkait hal ini, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto menyatakan bahwa strategi pembiayaan anggaran 2025 akan tetap mengacu pada aspek makro dan mikro. Pembiayaan anggaran 2025 dari sisi makro sendiri mengacu pada upaya menjaga stabilitas dan kondusifitas pasar surat utang negara, sembari menjaga kinerja perekonomian tetap kuat dan APBN tetap sehat.

Itulah penjelasan mengenai imbal hasil SBN 2025. Dari informasi di atas kita bisa melihat bahwa imbal hasil SBN 2025 ini besarannya masih lebih tinggi dari deposito Bank BUMN. Dengan demikian maka SBN 2025 masih layak dan menarik untuk dimiliki dan dijadikan instrumen investasi.

Mengingat penerbitan SBN 2025 yang sudah dipastikan oleh Pemerintah, maka kamu yang memang berencana untuk investasi, bisa mulai segera mempersiapkan diri. Untuk investasi SBN 2025 ini sendiri, pastikan kamu memilih tempat terbaik seperti Aplikasi Bibit (PT. Bibit Tumbuh Bersama) yang sudah berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). Sebagai mitra distribusi (midis) penjualan SBN yang telah ditunjuk Kementerian Keuangan, Bibit telah meraih penghargaan sebagai sebagai mitra distribusi SBN dan SBN syariah terbaik tahun 2022-2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun