Antusiasme masyarakat pada instrumen Sukuk Tabungan Seri 013 (ST013) rupanya sangat tinggi. Buktinya, saya melihat dari di Aplikasi Bibit, penjualan ST013 sudah mencapai total 8 Triliun. Tingginya minat publik untuk investasi ST013 tentu cukup mengherankan di tengah situasi ekonomi yang labil dan melemahnya daya beli masyarakat.
Kuota ST013 Semakin Menipis
Instrumen ST013 yang dirilis Pemerintah memang memiliki batas waktu penawaran dan juga batas kuota. Maka jika batas waktu berakhir atau batas kuota yang disediakan Pemerintah habis, ya tentu instrumen SBN Syariah ST013 tidak bisa kamu beli.
Nah ngomongin kuota ST013, ternyata instrumen ini laris manis dibeli publik. Berdasarkan data dari Aplikasi Bibit per 19 November 2024, tercatat penjualan ST013 sudah mencapai 8 Triliun dari total 14 Triliun yang disediakan Pemerintah.
Padahal produk investasi ini baru dirilis 11 hari yang lalu yakni di tanggal 8 November dan baru berakhir di tanggal 4 Desember. Berikut rincian sisa kuota ST013 dari data Aplikasi Bibit (per 19 November 2024 sampai dengan pukul 12.18 WIB):
ST013-T2 sisa kuota 39,6% atau tersisa 3,9 triliun dari total kuota Rp10 triliun (terjual 6,1 Triliun)
ST013-T4 sisa kuota 49,2% atau tersisa 1,9 triliun dari total kuota Rp 4 triliun (terjual 2,1 Triliun)
Dengan sisa kuota yang semakin menipis itu, saya melihat bahwa ST013 sangat diminati. Bisa jadi ST013 ini jadi laris manis karena beberapa faktor yang mendukungnya. Saya sendiri sebagai investor ST013, tertarik membeli instrumen ini karena tiga hal berikut ini:
Tidak Terpengaruh Tren Penurunan BI Rate
Kita tahu kalo Suku bunga Bank Indonesia (BI) sedang mengalami tren penurunan sejak 18 September yang lalu. Sempat berada di level 6,25% selama lima bulan berturut-turut sejak April 2024, BI Rate harus mengalami penurunan menjadi 6,00% mulai September hingga saat ini.