Mohon tunggu...
Asep Ikhwan
Asep Ikhwan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat sosial enterpreneur yang mengelola yayasan pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin Yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, Yang tumbuh di tepi danau

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gempa Bumi antara Panic Attack dan Kesadaran Diri

4 Desember 2022   11:33 Diperbarui: 4 Desember 2022   11:43 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari demi hari pasca Gempa bumi skala magnitudo 5.6 SR di bumi cianjur tercinta dipenuhi dengan proses penanganan pasca bencana atau Rehab dan rekon. Di saat proses rehab rekon terus menerus terjadi gempa susulan bahkan sudah terjadi 378 kali sampai hari ini. kepanikan yang luar biasa pada saat terjadi gempa 5.6 SR yang dirasakan warga jawa barat dan DKI , khususnya warga cianjur dan sukabumi yang dekat dengan episenter gempa terus membayangi hari demi hari gempa susulan terjadi. Secara psikologis dan medis muncul istilah panic attack. 

Menurut situs Hellosehat.com, Serangan panik atau panick attack adalah suatu kecemasan yang tak terkendali dan terkadang berasumsi bahwa malapetaka akan datang, ditambah dengan gejala fisik yang terjadi secara mendadak, seperti sesak napas, mual, kejang otot, dan lain-lain. 

Jika Anda pernah mengalami serangan panik, Anda mungkin bisa berempati dengan rasa frustrasi dan putus asa yang tidak diketahui apa penyebabnya. Dengan mendidik diri sendiri untuk berbagai rasa panik, Anda akan dengan mudah mengontrolnya, sehingga Anda tidak harus hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian .

Disaat panic attack yang menyerang kita pasca gempa yang merusak puluhan ribu bangunan belum selesai muncul gempa gempa dengan intensitas dibawah 5.6 tetapi terjadi setiap menit, jam dan hari menjadi fenomena tersendiri . Kita menjadi " Terdidik " oleh mentalitas Siaga bencana, selalu siaga dan waspada setiap getaran dan guncangan itu terjadi.

Muncul kembali guncangan gempa besar dengan skala lebih besar 6,4 SR di Garut namun dengan kedalaman yang sangat dalam dibawah bumi sehingga tidak menimbulkan efek kerusakan fisik yang besar seperti cianjur , tetapi kembali mengguncang psikis warga masyarakat di jabar DKI bahkan sampai Jateng. 

Panic attack yang kita rasakan pada saat gempa terjadi harus bisa kita kendalikan dengan cara self healing, atau proses menyembuhkan diri sendiri. Sikap mental siaga akan terbentuk seiring berjalannya waktu. Sikap Mental Siaga bencana ini menjadi Obat atau therapi bagi kecemasan akan terjadi lagi bencana gempa. 

Fakta obyektif kita berdiri di atas bumi " Ring Of Fire " dan rawan pergeseran lempeng bumi , harus kita jadikan modal dasar untuk selalu peka dan sensitif berdialog dengan alam. 

Fenomena guncangan demi guncangan yang terjadi seakan Alam mengajak manusia untuk berdialog agar manusia mulai Tahu batas dan Tahu Diri atas eksistensinya berdiri diatas muka bumi. 

Tidak ada ruang sedikitpun bagi manusia-manusia yang sombong berjalan diatas bumi yang sedang mengajak kita berdialog. Inilah bukti kebesaran Tuhan Yang Maha kuasa yang harus kita yakini, sebagai bukti kebesaran NYA. Kita bukan apa apa tetapi hanya mahluk yang lemah, dengan diberi guncangan gempa bumi kita panik dan berhamburan keluar.

Tulisan ini dibuat beberapa saat setelah terjadi guncangan demi guncangan yang melanda bumi tercinta kota tasikmalaya , yang menyapa dengan guncangan 3.1 SR berpusat didarat, kembali alam mengajak berdialog, agar kita tenang tidak panik dan ucapkan doa disaat guncangan itu terjadi.

Di dalam Al-Qur'an surah Luqman ayat 18, Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." 

Semoga diri ini tersadarkan untuk kembali merendahkan diri kita, bersujud dan memohon ampun atas keangkuhan atau kesombongan yang sengaja atau tidak sengaja kita perbuat sehingga alam kembali menjadi tenang dan menyayangi kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun