Mohon tunggu...
Asep Ikhwan
Asep Ikhwan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat sosial enterpreneur yang mengelola yayasan pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kalau engkau tak mampu menjadi beringin Yang tegak di puncak bukit Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, Yang tumbuh di tepi danau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Optimalisasi Kembalian Pendidikan dengan Balanced Scorecard pada Tingkat Satuan Pendidikan

26 Oktober 2022   15:44 Diperbarui: 26 Oktober 2022   17:06 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Optimalisasi kembalian pendidikan dengan Balanced Scorecard ditingkat satuan pendidikan adalah hal baru, karena sekolah jarang melakukan pengukuran kinerja lembaganya dengan metode yang digunakan didalam dunia bisnis khususnya di perusahaan-perusahaan. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan, karena pengukuran kinerja penerapan 8 standar nasional pendidikan biasanya dilaksanakan melalu Akreditasi sekolah atau supervisi sekolah yang rutin dilakukan baik oleh pengawas sekolah, pengawas yayasan atau oleh Pimpinan lembaga pendidikan itu sendiri.

Konsep manajemen strategi dan pengukuran yang menghubungkan sarana stategis kepada indikator yang komprehensif atau biasanya disebut dengan istilah Balance Scorecard. Konsep balance scorecard digunakan karena disana dapat menyatukan alat dalam laporan manajemen yang utuh dalam upanya mengoptimalkan pencapaian tujuan dalam penyelenggaran kegiatan, dalam hal ini ditujukan dalam perencanaan penyelenggaraan di lembaga pendidikan atau sekolah. Hal yang sangat menarik karena lembaga pendidikan jarang sekali menggunakan metode Balanced Scorecard untuk mengukur kinerja tingkat satuan pendidikan tetapi lebih mengutamakan sistem supervisi pendidikan yang baku.

Aspek pendekatan bisnis model seperti pengukuran kinerja manajerial perusahaan dimana BSC banyak diaplikasikan akan menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan.Sehingga Penerapan Balance Scorecard dalam lembaga pendidikan akan membantu sekolah untuk mengatur / memanage sekolah dalam mengatur visi dan misi, menerjemahkan sasaran yang bersifat operasional, dan bertindak sesuai ukuran tepat guna sesuai dengan misi sekolah tersebut.

Dalam bidang manajemen penyelenggaraan institusi pendidikan, terdapat banyak sumber daya yang diperlukan, seperti: manusia, fasilitas dan sarana prasarana, konten dan pengetahuan, hingga jaringan kemitraan. Terkait dengan pemanfaatan berbagai sumber daya tersebut, tingkat keberhasilan kinerja dapat dilihat dari empat (4) sektor utama atau yang kerap dikenal dengan The Balanced Scorecard, yaitu:

  1. Aspek Keuangan
  2. Aspek Pemangku Kepentingan
  3. Aspek Penyelenggaraan Proses Internal
  4. Pertumbuhan Institusi secara Keseluruhan (Mason dalam Indrajit, 2011: 18)

Kita bisa mengukur aspek keuangan atau pembiayaan berdasarkan sumber dana yang biasa didapatkan oleh sekolah seperti dana SPP , DSP, BOS,BPMU baik dari orangtua siswa maupun pemerintah, sehingga kita dapat mengukur sejauhmana efektivitas dan efesiensi anggaran yang terserap dapat dirasakan manfaatnya oleh warga sekolah. Perspektif pembiayaan ini dapat mengukur kembalian pendidikan dalam investasi tanah, bangunan,peralatan atau sumber daya manusia didalamnya. Sehingga ROI nya dapat dihitung baik kembalian berupa naiknya rating brand sekolah dimata masyarakat luas maupun tingkat minat masyarakat luas untuk menyekolahkan anak didiknya disekolah tersebut.

Aspek pemangku kepentingan/pelanggan adalah pengukuran kinerja dari segi kepuasan pengguna layanan pendidikan baik siswa, guru atau orangtua siswa yang dapat dilayani oleh sekolah. Tingkat kepuasan para pemangku kepentingan akan menentukan tingkat loyalitas atau kesetiaan kepada lembaga pendididikan tersebut. Misalnya ada orangtua yang dulunya alumni, maka anaknya dan semua saudaranya akan bersekolah dilembaga pendidikan tersebut.

Aspek penyelenggaraan proses internal atau dikenal standar proses sangat penting karena disinilah Proses kegiatan belajar mengajar dan semua layanan pendidikan secara internal terjadi. Bagaimana tingkat kinerja atau layanan dari administrasi sekolah, ketersediaan sarana prasarana yang memadai, suasana belajar yang menyenangkan serta sumber daya manusia yaitu guru yang mumpuni dan melayani sepenuh hati.

Aspek pertumbuhan institusi secara keseluruhan adalah perspektif pertumbuhan yang harus dilihat sebagai hasil dari ketiga perspektif sebelumnya sehingga terjadi optimaliasi kembalian pendidikan yang sesuai dengan skor yang didapat dalam metode BSC. Kita bisa melihat maju atau mundurnya perkembangan lembaga pendidikan dari  aspek pertumbuhan tersebut.

Demikian sekilas ulasan tentang optimalisasi kembalian pendidikan melalui metode balanced scorecard semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun