Mohon tunggu...
Asep Sunardi
Asep Sunardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Anak yang suka Membaca
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Perbanyaklah membaca untuk memperbanyak ilmu pengetahuanmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pertanian Indonesia Masa Mentan Amran Benar-benar "Merdeka"

21 Agustus 2019   09:09 Diperbarui: 21 Agustus 2019   09:14 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Indonesia tepat berusia 74 tahun. Setiap tanggal 17 Agustus jadi momentum kebahagiaan bagi Republik Indonesia sebab berhasilnya kemerdekaan diproklamirkan.

Banyak cara untuk berkontribusi bagi kemerdekaan Indonesia. Apalagi di usia RI ke 74 tahun. Agar tujuan kemerdekaan tak sia-sia.

Salah satunya: berkontribusi mengisi ruang kemerdekaan melalui sektor pertanian. Indonesia sudah dikenal sebagai bangsa yang kaya sumber komoditas pertanian (pangan). Stigma Negara Agraris telah melekat.

Harus diakui; Menteri Pertanian Amran Sulaiman adalah sosok yang berbuat positif mengisi kemerdekaan Indonesia. Melalui tugas jabatan yang diembannya. Dapat dikatakan: pertanian Indonesia masa Menteri Amran benar-benar 'merdeka'.

Tahun 2017, Menteri Amran mampu 'memerdekakan' kinerja pertanian bangsa. Inflasi pangan yang kerap jadi momok mengerikan, berhasil ditekan paling rendah sepanjang sejarah sejak Indonesia merdeka. Hanya 1,26 persen.

Akhirnya, masyarakat merasa 'merdeka'. Tak lagi takut 'dijajah' tingginya harga pangan. Setiap tahun --terutama saat Ramadhan dan Lebaran-- Menteri Amran mampu mengendalikan harga. Relatif tak ada harga pangan bergejolak.

Menteri Amran juga berhasil 'memerdekakan' Indonesia dari jeratan impor pangan yang sebelumnya selalu terjadi. Malah dibalik prestasi ekspor pertanian selama 4,5 tahun terakhir terus meningkat.

Tahun 2013, jumlah ekspor produk pertanian 33,5 juta ton. Kemudian tahun 2016 mengalami dua kali kenaikan mencapai 36,1 juta ton dan 40,4 juta ton.

Tahun 2017, ekspor produk pertanian bertambah lagi jumlahnya yakni 41,3 juta ton. Tahun 2018, ekspor produk pertanian mengukuhkan jumlah sebesar 42,5 juta ton.

'Kemerdekaan' lain yang berhasil dibawa Menteri Amran adalah 'menumpas' mafia pangan. Harus diakui: mafia pangan adalah sumber masalah pertanian di Indonesia. Yang menggerogoti kebijakan harga dan impor.

Sebanyak 728 mafia pangan telah ditindak tegas selama masa Menteri Amran. Ada 409 mafia pangan telah dipenjara dan sisanya masih menjalani pemeriksaan hukum.

Sederet prestasi terus disabet Menteri Amran selama memimpin. Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK yang terakhir diraih tahun 2006, di bawah Menteri Amran akhirnya 'merdeka'.

Tak tanggung-tanggung: Kementan sampai tiga kali menggondol predikat WTP dari BPK. Bahkan berturut-turut predikat WTP disematkan ke Kementan. Tahun 2016, 2017 dan 2018.

Kiranya memang layak sektor pertanian di masa Menteri Amran dinyatakan 'merdeka'. Semua bentuk kesulitan yang 'menjajah' pertanian Indonesia berhasil dihapus Menteri Amran. Panjang umur 'kemerdekaan' pertanian Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun