Mohon tunggu...
ASEP FITRIANA
ASEP FITRIANA Mohon Tunggu... -

Let's read and write again. E-mail: asepfitriana76@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Manfaat Menulis

24 Agustus 2014   12:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:42 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menulis membuat sehat dan kaya? Aktivitas menulis, tidak hanya sekedar jurus untuk menghibur danmendayagunakan kemampuan intelegensi semata, akan tetapi bagi sebagian peneliti dan seorang manager di sebuah penerbit ternama, aktivitas yang mencoba menggali kemampuan intelektual dan hampir menyerupai scrabble method gaming ini, ia menjelaskan bahwa pada saat Anda mencoba menumpahkan idea atau gagasan yang berada dalam benak Anda, di dalam tubuh Anda terdapat sel-sel yang diam-diam aktif dan turut membangun system pertahanan dan daya respek tubuh Anda hingga Anda akan mengalami perasaan yang cukup menyenangkan. Seperti halnya pengetahuan umum yang sudah lumrah berkembang di strata sosial manapun, hanya dengan menarik tak sengaja bibir Anda ke samping kanan dan kesamping kiri saja, atau tersenyum, urat-urat syaraf sekitar pipi akan menjadi lentur tidak kaku sebagai sebuah sedikit alasan kenapa seseorang tetap tampak awet muda. Beberapa cendekiawan dan sebagian ulama lainnya menilai bahwa senyum, selain mempertemukan dua hati, pun tersenyum pada waktu yang tepat apa adanya merupakan sedekah kecil namun luar biasa berdampak besar bagi kelangsungan hubungan komunikasi antar sesama.

Pembaca, maaf, mungkin tidak asing lagi dengan pengusaha besar Steven Covey, dengan hasil karyanya 7 Habbit Human Effective yang pernah booming pada era 90-an, kepiawaian dan kemahiran sastrawan Tolstoy dalam merangkai gagasan-gagasannya hingga menjadi mahakarya novel dan cerpen mendunia, produktivitas cerdas karya Kahlil Gibran dalam menangkap realitas kemudian mendaur ulangnya kembali hingga mewujud menjadi sebuah puisi dan prosanya yang sangat mendalam, R.A Kartini, Chairul Anwar, Affandi, Taufik Ismail, atau Cak Nun, dengan nilai-nilai kemanusiaan, kerakyatan, perjuangan, dan religious yang sangat mendalam. Seperti halnya para tokoh besar lainnya, mereka bukan hanya telah turut meneteskan titik nadir idealism intelektualnya semata, namun dibalik itu semua mereka telah menanamkan benih-benih idealism dan realitas yang turut membangun paradigm atau cara memandang kehidupan ini lebih maju dan lebih bijaksana. Kekayaan sejatinya tidak hanya dapat dilihat secara mata fisik dan dapat diukur menurut logika dan perhitungan akal sehat, akan tetapi suasana yang nyaman, tentram, dan damai dalam jiwa dan lingkungan sekitar, merupakan bentuk lain kekayaan yang seringkali orang atau siapapun mungkin alpa untuk mensyukurinya. Tuhan telah mengingatkan bahwa barangsiapa yang bersyukur atas nikmatKu maka akan Aku tambahkan nikmat tersebut. Akan tetapi seandainya nikmatKu diabaikan, maka jangan aneh, malapetaka akan senantiasa mewujud.

Untuk melahirkan sebuah mahakarya, dalam pandangan classic image, sebuah karya adalah sebuah fitrah kemanusiaan yang sudah lama tertanam sejak dini. Tuhan telah menganugerahkan kepada hamba-hambaNya dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, saling melengkapi dan menguatkan antara satu dengan yang lainnya. Tuhan pun konon menciptakan langit dan bumi ini melewati enam masa. Seperti halnya pepatah kuno, bahwa hanya air yang terus menerus menetes terjun kebawah menyentuh bebatuanlah yang kemudian bebatuan tersebut tampak berbeda terlihat. Semoga bermanfaat. [AF]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun