Kas Daerah yang cekak tak membuat dirinya putus asa membangun Jakarta. Ia menjawab tugas Bung Karno agar membenahi Jakarta. Bung Karno sendiri menyetujui Bang Ali sebagai gubernur Jakarta karena ia orang yang koppig alias keras kepala, dan Jakarta membutuhkan orang ini.
Ide idenya memang membikin kontroversial. Judi dan prostitusi ia berikan tempat. Tujuannya agar daerah punya pemasukan guna membangun infrastruktur. Seorang tokoh agama yang mengkritik dirinya dijawab: Kalau pak Kiai tak setuju dengan cara pengumpulan dana itu, maka pak Kiai harus membeli helikopter pribadi karena semua jalan di Jakarta dibuat dan diperbaiki dengan uang maksiat.
Ajip punya cerita ihwal ketegasan Bang Ali. Di sekitar tahun 1970, sebuah jembatan di Jakarta Utara yang baru dibangun ambruk karena tak sesuai dengan cetak biru. Kritik dan tuduhan korupsi segera merebak di kalangan pers. Bang Ali tak lepas tangan, ia sebagai pemimpin tertinggi di Jakarta menyatakan bertanggung jawab. Lalu-hal ini tak dimuat pers tapi dari mulut ke mulut-Bang Ali memanggil pimpinan proyek jembatan yang ambruk itu, menyeretnya ke dalam kamar dan lalu menempelenginya.
Itu saja dulu. Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H