"Enya ku abah di doaken, sugih dia sugih.."
Hari berlalu semenjak perckapan di sore itu, keajaiban terjadi, dalam beberapa waktu, Nurdin bisa membangun pesantrenya dengan membeli tanah dan membuat beberapa kobong santri, ia juga brgkat haji 2 tahun stelahnya.
Ketika abah Otong memiliki puluhan sak semen yg di terima dari beberapa tamunya, dengan halus abah Otong memerintahkanya untk di kirim k saketi. "candak bae ka h.Nurdin jeng ngabangun masjid"
###
H.Ibrahim yang mengasuh dan ikut mendidik karakter abah Otong, setelah Abah H. Aslah bapaknya meninggal. Pesantren dan mesjid di serahkan ke abah Ibrahim.
Bagi saya Beliau itu kiai kolot dan jawara, beliau mengaji, khutbah jumat dan menjadi imam mesjid. Dikantongnya selalu ada ular tanah, sering di pamerkan kepada kami anak-anak kecil, bahkan kadang membawa harimau "sieun teu kana maung? Yeuh maung yeuh" ujar beliau sambil memperlihatkan bulu dan kaki harimau..Â
###
(sumber Kh. Haetami)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H