1 Belajar kepada para seniorÂ
Kita bisa belajar kepada para penulis senior yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan, di kompasiana ini ternyata banyak penulis buku best seller, wartawan nasional dan lokal, mahasiswa mahasiswi dari tingkat desa sampai kota yang bejibun saling tukar pendapat, ilmu dan pengalaman.
2 Kopdar paling keren sedunia (katanya sih.. saya belum pernah ikut, maklum anak bawang),
Kopdar adalah kumpul bareng bersama orang-orang dari berbagai profesi, mulai dari pejabat, TNI, Polisi, Guru Spiritual, Guru Sekolah, Dosen, Petani, sampai tukang pijat, tukang bakso tukang bubur, tukang ngelucu.
3 Belajar kepada para ahliÂ
Di Kompasiana ada banyak ahli kesehatan, ahli kejiwaan, ahli puisi, ahli cerpen, ahli novel, ahli politik, ahli pengamat, bahkan ahli nyinyir tulisan kita, pas kita lihat akunnya dia sendiri belum menulis apa-apa, itulah ahli pembuat onar.
4 Banyak perlombaan
Tentunya yang menang dapat hadiah, bagi yang beruntung, kalau saya belum pernah.
5 Di Pantau Penerbit Buku
Kompasiana menjadi corong dimana bnyak penerbit buku yang lirik-lirik tulisan kita, kalau tulisan kita bagus, bukan mustahil mereka inbox atau nelpon kita minta dituliskan buku ini buku itu.
6 Banyak wartawan
Tidak hanya wartawan Kompas, wartawan Tempo, Republika dan wartawan lokal yang pura-pura bodoh padahal dia itu sebenarnya wartawan hebat, cuma nama akunnya saja yang disamarkan. Banyak penulis-penulis buku terkenal yang hadir orat-oret di Kompasiana, akunnya juga disamarkan, pura-pura nulis ini itu ternyata tulisan mereka yang bagus malah tidak di HL admin, nah yang suka protes ke admin itu biasanya adalah para penulis terkenal yang diluar dapat duit dan bayaran gede dan penghargaan, setiba di Kompasiana tulisan mereka malah tidak di anggap oleh admin, makanya mereka banyak yang suka protes ke admin.
7 Kompasiana mengurangi beban pengangguran negara.
Di kompasiana ini banyak teman-teman yang tidak bisa menulis jadi mahir mengolah kata, yang sudah mahir semakin hebat, bahkan ibu rumahtangga yang tadinya pengangguran suka kelayaban pun kalau sudah menulis di kompasiana malah ketagihan, daripada ikut arisan ibu-ibu yang gak jelas ya mending nulis.
8 Ada kemungkinan masuk TVÂ
Kalau tulisan kita bagus dan ahli dibidang tertentu, bisa jadi kita diundang oleh Kompas TV, atau cerpen, novel atau reportase kita kalau menginspirasi bisa dilirik oleh media-media layar kaca, seenggaknya kalau gak masuk TV ya jadi penonton Kompas TV lah.
9 Kompasiana adalah wadah bagi warga duniaÂ
Tidak hanya di indonesia saja, tapi juga di seluruh mancanegara, dimana semua intelektualis indonesia pada nulis di kompasaiana, reportase seperti wisata kuliner atau peradaban dunia. Dari pertemanan yang beraneka ragam itu jika kita bisa mencuri hati para senior, kita bisa meminta bantuan beliau-beliau dalam segala hal, contohnya jika kita wisata ke Malaysia atau Singapura atau Yordania, Mesir, Amerika, Australia, Saudi arabia dll, banyak kok teman-teman yang siap membantu kita, mengantar, paling tidak memberi informasi kota-kota yang layak dikunjungi di negara tersebut.
10Â Nah, ini yang saya tidak mengerti, Ini disebut keuntungan atau kerugian, yang jelas kompasiana membuat warganya menjadi gila, gila baca gila nulis, sampai gila menulis orang-orang gila, dan orang-orang gila ini tidak sadar kalau kuota internetnya sudah habis.
11 sampai nomer ke 1.000.000 Kemungkinan-kemungkinan.
Keuntungan di kompasiana memiliki banyak kemungkinan, tulisan kita kemungkinan di baca :
Presiden
Wakil presiden
DPR
Wakil DPR
MPR
Wakil MPR
Pejabat
calon mertua
Sampe ibu Kost.. bapak Kost, Petani, anak petani, tetangga, anak tetangga, ibu tetangga, bapak tetangga dan seterusnya (Tulis sendiri aja lah..)
Edisi spesial bro..Gong Xi Fa Cai
Ilustrasi: Kompasiana.com
Â
Rahasia Uang (6): Berdoa untuk Menang
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H