2 Tidak berbohong
Cara mengetesnya cukup mudah, jika anda bertanya maka perhatikanlah matanya, gerakan tubuhnya, atau cara bicaranya, meyakinkan atau tidak. Dalam psikolog, jika nada bicaranya terlalu cepat dan banyak omong biasanya banyak bohongnya, meskipun tidak semua yang banyak omong banyak bohong. Ilmu Psikolog ini terlalu panjang bila saya menjelaskan di sini, silahkan googling referensi psikolog atau bertanya langsung kepada ahlinya.
3 Menepati janji
Cara mengetesnya juga sangat mudah, perhatikan bila dia berjanji, jika mengingkari janji pertemuan atau meeting dan lain sebagainya maka itu tanda-tanda karyawan tersebut sudah mulai tidak bisa dipercaya.
4 Taat menjalankan agamanya
Banyak cara untuk mengetahui karyawan anda bisa dipercaya atau tidak, tapi saya lebih memperhatikan kepada amaliah ubudiahnya dalam menjalankan agama. Jika orang tersebut rajin solat, rajin ke mesjid. Kalau dia agamanya kristen, dia rajin datang ke gereja dan lain sebagainya, itu menunjukan dia taat kepada agama, kalau taat kepada agama otomatis dia tidak main perempuan, tidak judi, tidak mabuk dan lain lain.
Bayangkan jika suatu perusahaan mempunyai karyawan yang pintar, mampu mengelola keuangan dengan baik, tapi suka main perempuan, mabuk-mabukan, maka tinggal tunggu kehancuran perusahaan tersebut disebabkan kebutuhan dan nafsu konsumtif dari karyawannya yang terlalu besar. Logikanya, bagaimana mungkin dia bisa menjalankan tugas dari Bos nya, untuk urusan agamanya saja berantakan. Walhasil, jika karyawan anda mulai tidak menepati janji, mulai suka berbohong, main perempuan, tidak hormat pada orangtua dan agamanya, suka selingkuh dari istrinya, suka mengingkari janji-janjinya, berhati-hatilah itu menunjukan karyawan tersebut mulai timbul bibit-bibit tidak bisa dipercaya.
Setidaknya itu Versi saya, sebab semua kategori ‘bisa dipercaya’ mengacu kepada sifat Nabi, tidak berbohong, tidak mengingkari janji. Berbeda bila suatu perusahaan ingin mencari seorang direktur, seorang pemimpin, seorang presiden umpamanya, maka sifat tersebut jelas tidak cukup, seorang pemimpin dalam organisasi harus ditambah dengan sifat Fathonah dan tabligh. Artinya, pemimpin perusahaan harus cerdas, pintar, sekaligus bisa berkomunikasi dengan baik, ramah, sopan, bisa menyemangati karyawannya, bisa berbicara didepan forum, dan turun ke lapangan memantau perkembangan perusahaan yang dikelolanya, mencari sumber masalahnya lalu mencari solusinya.
Jika suatu perusahaan bangkrut, hancur, tidak berkembang, maka ada dua kemungkinan, bisa karyawannya yang salah, bisa pemimpinnya yang tidak bener, tapi kesalahan tersebut lebih banyak kepada pemimpinnya, bisa karena lalay, bisa karena kurang dalam mengelola perusahaan, bisa karena si pemimpin kurang menyemangati karyawannya.
Ada yang mau menambahkan?? Silahkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H