Mohon tunggu...
asep abdillah
asep abdillah Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Membaca dan menulis kesukaan saya sejak kecil. Masa remaja terganggu kebiasaan baru main bola dan futsal. Sekarang ingin kembali meneruskan hobby lama, menulis,... Gasspolll...! Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Antara Aku Ulat dan Kupu-Kupu

28 Maret 2023   17:45 Diperbarui: 1 Mei 2023   16:31 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Asep Abdillah

Metamorfosis Puasa Ramadhan?

Puasa itu menahan. Menahan dari segala godaan. Bahkan yang halal pun harus kita tahan. Makan dan minum, pada siang hari adalah pekerjaan halal dan biasa. Di bulan Ramadhan, sebagaimana kaifiatnya puasa, sejak Subuh hingga sebelum maghrib tiba menahan diri dari makan dan minum secara lahiriyah. Kebiasaan makan dan minum di bulan suci Ramadhan  menjadi terlarang. Kebiasaan makan, minum yang halal dan boleh saja di siang hari ditahan dan tak boleh dilakukan. Apalagi melakukan hal maksiat dan terlarang lainnya, tentu berakibat lebih berdosa pula. Maka apabila puasanya rusak oleh perbuatan maksiat, hanya lapar dan haus yang didapat oleh seorang hamba, kata sebuah hadits. Ganjarannnya? mungkin tak diperolehnya.

Antara Tidur dan Puasa

Apakah tidurnya orang yang berpuasa bernilai ibadah?

Yuk, kita simak haditsnya; 

Maksud hadits ; tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah’ 

يوم الصائم عبادةٌوصمته تسبيح وعمله مضاعف ودعا ئه مستجاب وذ نبه مغفورٌ

“ Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah, diamnya adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatkagandakan, do’anya dikalbulkan, dan do’anya diampuni” (HR Baihaqi)

Disarikan, dari Situs Nu online, hadits ini sering kali oleh sebagian masyarakat dipahami sebagai pembenaran bersikap malas-malasan dan hanya tidur saat menjalankan ibadah puasa. Menrut Imam Al-Gazali, pemikiran itu keliru. Sebab salah satu adab dalam menjalanakan puasa adalah tidak memperbanyak tidur pada siang hari.

Menurut Syekh Nawawi Al-Bantani “ Hadits tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah’ ini berlaku bagi orang berpuasa yang tidak merusak puasanya, misal dengan ghibah. Tidur meskipun inti kelupaan, namun akan menjadi ibadah ,  sebab dapat membantu melaksanakan ibadah. Orang yang berpuasa namun jika masih saja melakukan perbuatan maskiat dalam puasanya, tidak mendapatkan fadilah (keutamaan) puasa.  Dalam hal keterangan  hadits” tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah” adalah tidur yang dia lakukan tidak dilakukan sebagai penunjang melaksanakan ibadah puasa misalnya karena ia telah mengotorinya dengan perbuatan maksiat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun