Pandemi Covid-19 telah memberikan pengaruh yang sangat kuat pada dunia pendidikan, namun kondisi ini telah memberikan hikmah dalam memulihkan dunia Pendidikan. Salah satu nya adalah dengan lahirnya kurikulum merdeka, dan kurikulum itu diharapkan menjadi penentu arah pendidikan.
Sebagai ruhnya pendidikan, maka menjadi sebuah keharusan dan keniscayaan bagi semua Lembaga Pendidikan untuk mengembangkan kurikulum. Sejatinya kurikulum merdeka merupakan penataan ulang dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia. Namun harus dipahami jika reformasi pendidikan harus melakukan culture transformation, sehingga tidak bisa dilakukan semata-mata dengan menggunakan administrasi approach.
Sejalan juga dengan pendapat lainnya bahwa konsep merdeka belajar ini harus dapat diterima sesuai visi misi Pendidikan Indonesia kedepan untuk mencetak manusia yang berkualitas dan mampu bersaing di berbagai bidang kehidupan.
Menurut Kemendikbudristek, lebih dari 140.000 sekolah telah mengimplementasikan kurikulum merdekan sejak diluncurkan pada tahun 2022 lalu. Untuk mendukung pemulihan pembelajaran saat ini maka pengembangan kurikulum merdeka dinila fleksibel, fokus pada meteri esensial dan memberikan ruang lebih besar kepada pengembangan karakter dan kompotensi peserta didik.
Harus diakui jika dalam implementasi kurikulum merdeka masih ditemukan hambatan-hambatan nyata seperti penguasaan materi yang lemah dari para pendidik, belum memadainya sarana prasarana, ketercapaian program dan hasil pembelajaran yang belum optimal.
Peran Manajemen Sekolah dan Dinas Pendidikan
Berkaitan hal tersebut maka dalam implementasi kurikulum merdeka dibutuhkan manajemen sekolah yang baik, dan akan berhasil jika komponen-komponen yang ada di dalamnya dapat terwujud seperti SDM (pendidik dan tengaa kependidikan), sarana dan prasarana, pendidik, model dan strategi pembelajaran  yang tepat.
Manajemen sekolah yang baik dan berkualitas tentunya harus bisa membuat ekosistem Pendidikan bermutu pada manajemen kurikulum, manajemen pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen sarana prasarana, manajemen pembelajaran dan manajemen hubungan orang tua. Dengan adanya pengelolaan manajemen sekolah yang baik, maka sekolah pun akan berkualitas dan  berhasil sesuai manajemen yang diterapkan.
Selanjutnya hal penting lainnya adalah peran sentral dan strategis dari dinas Pendidikan sebagai perencana (strategi dan teknis), dan pelaksana (administrasi, kebijakan, evaluasi dan laporan) di bidang Pendidikan. Dalam implementasi kurikulum merdeka maka dinas Pendidikan bisa membuat desain kebijakan lanjutan di skala daerah, membentuk tim penanggung jawab dan mendrive sumber daya untuk menerapkan kebijakan Pendidikan di daerahnya. Dinas Pendidikan harus bisa mendorong satuan Pendidikan dengan 3 (tiga) opsi Implementasi Kurikulum merdeka sesuai kesiapan dengan mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
Peran penting dari manajemen sekolah dan dinas Pendidikan dalam program Merdeka Belajar dan pengembangan kurikulum merdeka bisa focus pada pengembangan kurikulum merdeka, pelatihan kompetensi guru, proses pembelajaran bermakna dan berbasis pengalaman, dan evaluasi implementasi kurikulum merdeka.
Jelaslah peran startegis dari manajemen sekolah dan dinas pendidikan dalam mendukung program Merdeka Belajar dan pengembangan kurikulum merdeka akan bisa menciptakan lingkungan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip kurikulum merdeka dan Merdeka Belajar.
Perubahan
Alhasil maka kehadiran Kurikulum Merdeka selain harus berpengaruh pada perkembangan peserta didik, hal lainnya menjadi solusi yang dapat memudahkan para guru dalam menerapkan proses pembelajaran yang inovatif. Sehingga beban yang melekat pada guru selama ini dapat dipecahkan melalui kurikulum merdeka belajar.
Kurikulum merdeka diharuskan bisa menjadi solusi untuk menjawab tantangan pendidikan pada era digitalisasi seperti zaman sekarang ini. Hadirnya kurikulum merdeka belajar memiliki tujuan untuk menjawab tantangan pendidikan di era revolusi industri 4.0 dan era krisis pandemi, dimana dalam perwujudannya menjadi penunjang keterampilan dalam berpikir kritis dan memecahkan masalah, kreatif dan inovatif, serta terampil dalam berkomunikasi dan berkolaborasi bagi para peserta didik.
Kurikulum merdeka belajar memberikan kebebasan pada guru agar dapat menciptakan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan. Tuntutannya guru saat ini harus memiliki kompetensi pedagogis untuk bisa memodelkan dan melaksanakan proses pembelajaran. Hal lainnya guru pun harus bisa menjadi penggerak dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menindaklanjuti evaluasi pembelajaran.
Mengutip Rosmana dkk (2022) yang menyatakan dengan Kurikulum Merdeka terdapat perubahan paradigma pada; Pertama, Visi dan Misi sekolah dapat memberikan stimulus untuk kegiatan dan program yang akan dilaksanakan di sekolah. Selanjutnya capaian pembelajaran, standar dan evaluasi pembelajaran menyesuaikan dengan profil pelajar Pancasila. Sehingga visi dan misi sekolah akan sinkron dengan capaian profil pelajar Pancasila.
Kedua, Acuan penilaian pembelajaran mengacu kepada model penilaian sebelumnya dengan capaian pembelajaran sebagai indikatornya. Dan Ketiga, Sekolah dapat berimprovisasi dalam mengembangkan model pembelajaran atau dengan kata lain mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang bisa berkolaborasi baik dalam hal kegiatan belajar mengajar atau metode dan hal lainnya.
Kemudian Kurikulum Merdeka akan mampu menjawab pertanyaan pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia, kompetensi pelajar Indonesia adalah pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Kurikulum Merdeka membentuk karakter dengan penguatan projek Profil Pelajar Pancasila sebagai core dari kurikulum ini. Penguatan profil pancasila menjadi bentuk upaya penguatan untuk keseimbangan kebutuhan inovasi terhadap teknologi yang berkembang serta menyeimbangkannya dengan krisis moral seiring dengan berkembanganya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karakter utama dari siswa sebagai profil Pelajar Pancasila sendiri yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis dan juga kreatif. Dan Profil Pelajar Pancasila dengan serba indikatornya harus termuat dalam kegiatan pembelajaran.
Kurikulum Merdeka dalam implementasinya memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan, guru dan peserta didik untuk berinovasi dan mengembangkan karakter yang dimilikinya. Tuntutan nyata jika semua warga sekolah harus bersama-sama melakukan inovasi, kreasi, dan idenya.
Implementasi Kurikulum Merdeka telah memadukan permasalahan masyarakat dengan praktek Pendidikan pada satuan Pendidikan. Teknologi yang hadir saat ini menjadi ancaman dan peluang bagi manusia, maka pendidikan harus mampu menjadi solusinya.
Dan Kurikulum ini menjadikan guru sebagai kunci utama untuk menjadi penggerak di sekolahnya. Sehingga meluluskan peserta didik yang memiliki pengetahuan yang tuntas sesuai dengan capaian pembelajarannya dan memiliki kompetensi lainnya tidak hanya pengetahuan umum semata tapi juga memiliki keterampilan lintas dari kegiatan belajarnya.
Alhasil, Kurikulum Merdeka dapat memberikan kemampuan para peserta didik untuk menganalisis fenomena, memecahkan masalah, terlebih dapat mempertahankan kehidupannya di masa mendatang atau dimasa krisis apapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H