Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Dosen - Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kewirausahaan Model ASEP

15 Agustus 2021   04:01 Diperbarui: 15 Agustus 2021   07:39 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu model pembelajaran yang bisa dikembangkan dalam mapel Produk Kreatif dan Kewirausahaan (PKK) adalah dengan pendekatan Model ASEP, Program pembelajaran dengan siklus Analisa-Studi kelayakan usaha-Eksekusi dan Progress. Model ASEP ini bisa digunakan untuk membimbing peserta didik dalam membentuk softskills wirausaha para siswa SMK.

Dalam pembelajarannya siklus ASEP ada tiga hal penting yang harus dirubah terlebih dahulu sebagai mind set yaitu Sekolah memiliki Jargon "Usaha sambil Sekolah", Pendekatan belajar berbasis projek dan Pendekatan belajar berbasis Omset.

Dalam tahapan siklus yang harus dilalui oleh para siswa, adalah :

  1. Analisa Produk , siklus ini mewajibkan kreativitas siswa untuk melakukan analisa seperti; Potensi Pasar, Kebutuhan konsumen, Trends, SWOT, STP, Persaingan, Marketing Mix dan lain-lain. Misalnya menganalisa trends belanja masyarakat dengan google trends, atau misalnya menganalisa bauran pemasaran (marketing mix) 4C untuk Cunsomer; apa yang diinginkan dan dibutuhkan konsumen, Cost; biaya yang dibutuhkan konsumen untuk memenuhi keinginan dna kebutuhannya, Communication; Bagaimana komunikasi bersifat kooperatif dan disetujui oleh penjual dan pembeli. Konsumen selalu ingin mendengar 'apa untungnya bagi saya?, Convinience; Sebagian besar pelanggan Anda memilih produk berdasarkan kenyamanan pembelian.Bagaiman kemudahan distribusi dan hilangnya hambatan, pembelian kenyamanan menghasilkan lebih banyak manfaat bagi merek dalam jangka panjang.
  2. Studi kelayakan usaha, siklus ini bisa menilai layak atau tidaknya usaha ini dijalankan. Siswa harus membuat Perencanaan Usaha dan Penilaian Kelayakan Usaha. Siswa harus membuat Business Plan yang sederhana atau dengan Business Model Canvas.
  3. Eksekusi, sebagai Aksi Nyata kegiatan usaha. Eksekusinya adalah Pelaksanaan Kegiatan Usaha, Inkubator Bisnis Sekolah, Program binaan atau Kemitraan dan bisa Akselerator Bisnis. Adanya Kolaborasi dan Kerja Bareng Semua yang berkepentingan. (guru produktif, guru PKK, tim TeFA,tim Unit Produksi, Pemda, Yayasan, IDUKA dan lain-lain)
  4. Progress, sebagai siklus sebuah Realisasi usaha, Evaluasi dan Pengembangan Usaha. Adanya Laporan pencatatan kegiatan siswa sehingga bisa melihat catatan kendala dan kemajuannya (Pendekatan berbasis Projek dan Omset). Siswa pun bisa dilihat dari realisasi sistem kerja inkubator bisnisnya ( Pra Inkubasi, Inkubasi dan Pasca Inkubasi). Selanjutnya siswa memiliki kemandirian dan pengembangan usaha. Dan akselerator bisnis, siswa memiliki produk sendiri dan mendapat bantuan yang mendukung bisnis start-up.

Alhasil, dalam ujicoba pembelajaran Kewirausahaan yang menerapkan Siklus Model ASEP ini tidak hanya akan membentuk Softskills peserta didik. Tentunya pula dapat pula meningkatkan prestasi belajar dan menjadikan belajar teori lebih mudah karena peserta didik telah mengalami setiap tahapan yang dibahas dalam teori, serta rasa percaya diri peserta didik.

Menjadi sebuah kebanggaan dan prestasi tersendiri ketika para peserta didik dapat memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri, bahkan dapat membantu orangtua mereka. Dan dampak lainnya adalah bisa menjadi Branding untuk sekolah serta kemandirian lulusan. SMK Bisa!...SMK Hebat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun