Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Dosen - Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Rebranding dan Reposisi Koperasi

12 Juli 2021   18:26 Diperbarui: 12 Juli 2021   18:40 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MOMENTUM perubahan 74 tahun peringatan Hari Koperasi Nasional fokus menyoal "Bagaimana Transformasi Digital Koperasi Menuju Bisnis Modern Yang Kuat dan Bermartabat? Sampai saat ini Koperasi memang hadir sebagai pelaku ekonomi telah memberikan warna di tingkat mikro. Koperasi sudah menjalankan peran dan fungsinya memberikan pelayanan kepada anggota atau kelompok masyarakat dalam satuan wilayah tertentu.

Walakin, tidak bisa dinampikkan jika sampai saat ini harus diakui keberadaan koperasi masih dianggap jadul, tidak modern, layanan lambat, akuntabilitas buruk. Ada banyak keinginian dan kesempatan agar bisa membalik stigma itu, koperasi bisa tampil juga lebih hebat dari korporasi. Koperasi bisa menghadirkan kesejahteraan yang lebih baik.

Saat ini ada 123 ribu koperasi yang aktif memberikan layanan usaha pada anggota. Jika asumsi setiap koperasi memberikan layanan pada anggota sebanyak 1000 orang dalam 1 tahun, maka sudah ada 123 juta atau sekitar 45,5% rakyat Indonesia bisa mendapatkan layanan usaha koperasi.

Tantangan nyata koperasi untuk bisa bangkit menjadi kekuatan konglomerasi, niscayanya harus memiliki road map yang mumpuni menjawab baik di tataran nasional maupun di koperasi. Tantangan perubahan zaman dengan berbagai isu perubahan, distrupsi ekonomi, teknologi canggih, generasi milenial, revolusi industri 4.0 dan pandemi Covid-19 harus cepat ditanggapi dengan langkah nyata koperasi melakukan perubahan.

Perubahannya harus membawa dampak pada perubahan fundamental berbisnis dan strategi berbisnis oleh koperasi masih dianggap tidak penting karena memang koperasi tidak main dalam fokus bisnis yang memberikan pelayanan utama kepentingan anggota.

Bukankah saat ini pemenang dalam persaingan bisnis ditentukan setidaknya oleh empat aspek utama. Pertama, pelaku bisnis yang mengetahui dan memahami menyelesaikan permasalahan pasar atau konsumennya untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua, menguasai informasi teknologi berbasis data. Ketiga, mampu mengembangkan sisi-sisi bisnis secara kreatif dan inovatif dengan memanfaatkan teknologi informasi, dan keempat, mampu berkolaborative.

Tantangan besar koperasi Indonesia saat ini sedang mengalami tiga disrupsi sekaligus. Pertama, disrupsi teknologi atau era Revolusi Industri 4.0 dengan kemudahan akses teknologi. Kedua, disrupsi demografi di mana BPS mencatat struktur demografi didominasi oleh generasi milenial, generasi Z, dan generasi alpha dengan total populasi mencapai 64,69 persen. Ketiga, disrupsi pandemi Covid-19 yang mengubah pola aktivitas dan munculnya norma baru.

Digitalisasi

Dampak akibat Covid-19 di tahun 2020 berbeda dengan krisis tahun 1998 yang hanya menimpa para konglomerat dan pelaku bisnis level atas, sedangkan krisis 2020 sampai 2021 ini menghantam UMKM dan koperasi di level bawah sebagai jantung dan sendi perekonomian nasional. Dalam kondisi pandemi Covid-19 UMKM yang mampu bertahan adalah yang terhubung dengan platform digital.

Berdasarkan data yang didapatkan penjualan di kuartal II 2020 pengguna platform digital meningkat 26% dibandingkan dengan tahun 2019, sedangkan yang tidak terhubung dengan platform digital mengalami penurunan omzet. Hal, ini menjadi tantangan untuk meningkatkan jumlah koperasi yang harus  memanfaatkan platform digital.
Nilai digital ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp 1.700 triliun. Tantangan besar jika nilai pasar digital harus dimanfaatkan oleh koperasi dan UMKM dari dalam negeri, kalau tidak akan diserbu oleh produk dari luar. Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)  koperasi yang masuk dalam ekosistem digital masih sangat rendah, baru sekitar 906 koperasi atau 0,73% dari 123 ribu koperasi aktif.

Misalnya untuk di Jawa Barat penetrasi penggunaan internet di  mencapai 58%, indeks daya saing digital di Jawa Barat berada pada peringkat kedua nasional. Artinya secara infrastruktur dan SDM Jawa Barat sangat siap, yang didukung penduduk usia produktif memasuki era bonus demografi di mana 38,9 juta memasuki usia 80% penduduk Jawa Barat memasuki usia produktif.

Alhasil, digitalisasi koperasi menjadi instrumen bagi koperasi untuk meningkatkan pelayanan, transparansi, akuntabilitas sehingga masyarakat yang menjadi anggota koperasi dapat terlayani dengan optimal dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Reposisi

Koperasi banyak dianggap sebagai merk lama. Koperasi bahkan identik dengan gerakan yang dikelola oleh orang yang berusia tua. Kementrian Koperasi dan UKM pun telah menutup ribuan koperasi yang dinilai "mengganggu" dalam pembinaan.

Akibatnya, jika tahun 2019 koperasi yang jumlah sebelumnya sekitar 212 ribu unit, kini menyusut menjadi 123 ribu unit. Penutupan itu dilakukan karena Kementrian Koperasi dan UKM telah melalukan re-orientasi dalam strategi pengembangan koperasi. Pola pembinaan cenderung fokus pada kuantitas, kini lebih ke kualitas.

Menjawab tantangan modernisasi, koperasi harus fokus mengembangkan bisnisnya. Sebagai perusahaan milik anggota, koperasi harus mengarah ke konglomerasi bisnis berbasis kebutuhan anggota mengingat potensi ekonomi anggota sangat besar dan dapat dikonsolidasikan dalam bisnis koperasi.

Modernisasi selanjutnya, manajemen koperasi fokus pada profesionalitas dan menggunakan kaidah ekonomi perusahaan yag didasarkan pada skala kelayakan bisnis pada umumnya. Koperasi harus melakukan kolaborasi bisnis dengan sesama koperasi maupun pelaku usaha lainya melalui aliansi strategis, menggarap peluang bisnis strategis, membangun kemandirian dan kesejahteraan bersama.

Keniscayaannya, koperasi pun harus melakukan "upgrade" kemampuan SDM yang menguasai berbagai hal. Tuntutanya harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik anggota (mengembangkan ekonomi literasi dan vokasi bisnis), pengurus, pengawas dan manajemen (memperkuat manajemen strategik dan mengembangkan model bisnis modern untuk koperasi). Kemudian upaya lainnya yang dinilai efektif adalah bagaimana meningkatkan pamor koperasi di kalangan generasi millenial melalui rebranding koperasi. 

Kunci utama jati diri koperasi mengutif penggalan Pidato Bung Hatta:

"Segala yang bekerja adalah anggota dari koperasinya, sama-sama bertanggung jawab atas keselamatan koperasinya. Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama."

Semoga lahir kembali koperasi-koperasi yang berkualitas, modern, dan bermartabat yang berdaya saing tinggi menjadi alternatif bisnis secara natural dan berperan besar sebagai tulang punggung perekonomian nasional..Selamat Hari Jadi Koperasi ke 74.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun