Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Dosen - Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money

Rebranding dan Reposisi Koperasi

12 Juli 2021   18:26 Diperbarui: 12 Juli 2021   18:40 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Alhasil, digitalisasi koperasi menjadi instrumen bagi koperasi untuk meningkatkan pelayanan, transparansi, akuntabilitas sehingga masyarakat yang menjadi anggota koperasi dapat terlayani dengan optimal dan meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Reposisi

Koperasi banyak dianggap sebagai merk lama. Koperasi bahkan identik dengan gerakan yang dikelola oleh orang yang berusia tua. Kementrian Koperasi dan UKM pun telah menutup ribuan koperasi yang dinilai "mengganggu" dalam pembinaan.

Akibatnya, jika tahun 2019 koperasi yang jumlah sebelumnya sekitar 212 ribu unit, kini menyusut menjadi 123 ribu unit. Penutupan itu dilakukan karena Kementrian Koperasi dan UKM telah melalukan re-orientasi dalam strategi pengembangan koperasi. Pola pembinaan cenderung fokus pada kuantitas, kini lebih ke kualitas.

Menjawab tantangan modernisasi, koperasi harus fokus mengembangkan bisnisnya. Sebagai perusahaan milik anggota, koperasi harus mengarah ke konglomerasi bisnis berbasis kebutuhan anggota mengingat potensi ekonomi anggota sangat besar dan dapat dikonsolidasikan dalam bisnis koperasi.

Modernisasi selanjutnya, manajemen koperasi fokus pada profesionalitas dan menggunakan kaidah ekonomi perusahaan yag didasarkan pada skala kelayakan bisnis pada umumnya. Koperasi harus melakukan kolaborasi bisnis dengan sesama koperasi maupun pelaku usaha lainya melalui aliansi strategis, menggarap peluang bisnis strategis, membangun kemandirian dan kesejahteraan bersama.

Keniscayaannya, koperasi pun harus melakukan "upgrade" kemampuan SDM yang menguasai berbagai hal. Tuntutanya harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik anggota (mengembangkan ekonomi literasi dan vokasi bisnis), pengurus, pengawas dan manajemen (memperkuat manajemen strategik dan mengembangkan model bisnis modern untuk koperasi). Kemudian upaya lainnya yang dinilai efektif adalah bagaimana meningkatkan pamor koperasi di kalangan generasi millenial melalui rebranding koperasi. 

Kunci utama jati diri koperasi mengutif penggalan Pidato Bung Hatta:

"Segala yang bekerja adalah anggota dari koperasinya, sama-sama bertanggung jawab atas keselamatan koperasinya. Makmur koperasinya, makmurlah hidup mereka, rusak koperasinya, rusaklah hidup mereka bersama."

Semoga lahir kembali koperasi-koperasi yang berkualitas, modern, dan bermartabat yang berdaya saing tinggi menjadi alternatif bisnis secara natural dan berperan besar sebagai tulang punggung perekonomian nasional..Selamat Hari Jadi Koperasi ke 74.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun