Mohon tunggu...
ASEP LUKMANUL HAKIM
ASEP LUKMANUL HAKIM Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Hobi membaca dan Berolahraga Nama Dosen : Appolo, prof. Dr, Mi.Si.Ak NIM : 43221010154 Kampus : Universitas Mercu Buana Kelas Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Mengenal Istilah Primbon Jawa "Sedulur Papat Limo Pancer"

26 Oktober 2022   18:54 Diperbarui: 26 Oktober 2022   18:56 62129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : dokumen pribadi

Nama Dosen   : Appolo, prof. Dr, Mi.Si.Ak

NIM    : 43221010154

Kampus : Universitas Mercu Buana

Kelas Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Sebelumnya mungkin kita pernah mendengar, melihat, atau membaca tentang istilah Sadulur Papat Limo Pancer" menurut primbon jawa? tapi kita masih bingung tentang apa arti dari istilah tersebut.

Dalam pemikiran Jawa pengertian Sedulur Papat Limo Pancer (Empat Saudara dan Yang Kelima Tengah) mempunyai pengertian yang terus berkembang dari zaman pra-Islam hingga zaman Islam. Pengertian asalnya adalah penyelarasan antara jagad kecil (manusia-mikrokosmos) dengan jagad besar Alam Semesta (makrokosmos). Saudara yang empat yang ada di jagad besar itu adalah empat kiblat yang ada yaitu timur, selatan, barat dan utara. Ditambah saudara pancer yaitu tengah dimana diri manusia itu berada. Sedangkan empat saudara yang berkaitan dengan jagad kecil (manusia) adalah apa-apa yang mengiringi kelahirannya. Mereka itu adalah kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih (darah) dan puser (tali plasenta). Sedangkan yang kelima pancernya adalah diri manusianya itu sendiri.

Dari pengertian asal ini kemudian berkembang dengan adanya pengaruh agama Hindu. Sedulur papat (empat saudara) kemudian dimaknai selain sebagai empat kiblat juga kemudian dimaknai sebagai unsur alam yang menjadi pembentuk jasad manusia. Empat anasir ini adalah bumi/tanah, air, api dan angin. Sedang yang kelima pancer adalah diri manusia itu sendiri.

Dikebudayaan jawa baik itu jawa kuno maupun jawa modern atau di kebudayaan kejawen yaitu ajaran Islam yang sudah bercampur dengan spriritualtas jawa, di tradisi hindu bali, bahkan mungkin dalam tradisi sunda ada istilah yang namanya " Sadulur Papat Limo Pancer".

Filosofi sadulur papat limo pancer ini juga kembali dibicarakan lagi oleh beberapa anak muda zaman sekarang, terutama oleh mereka yang berasal dari daerah jawa kebanyakan mereka menganggap sedulur papat ini adalah teman gaib manusia yang ikut serta dalam membimbing kehidupan manusia dan mencegah manusia dari marabahaya namun seperti apa sih makna sedulur papat limo pancer yang sesungguhnya Mengapa seiring dengan munculnya kebangkitan spiritual Nusantara filosofi sedulur papat limo pancer ini kembali santer terdengar Apakah ini masih relevan untuk diterapkan di zaman sekarang terlebih lagi apakah ini ada kaitannya dalam proses Nusantara menuju mercusuar dunia yang mana Ini juga berkaitan dengan proses Nusantara.

Sebenarnya filosofi sedulur papat limo pancer ini terus mengalami perkembangan dan memiliki banyak varian tafsir nusantara adalah tanah yang silih berganti dikuasai oleh tradisi-tradisi tertentu dulu sebelum ada agama-agama luar masuk ke nusantara penduduk pulau Jawa telah memiliki kepercayaan spiritual sendiri yang kadang disebut sebagai kapitayan namun oleh sejarah modern mereka kerap dianggap sebagai penganut animisme dan dinamisme belaka kadang mereka juga disebut sebagai penganut kebatinan saat belum ada agama varian datang ke nusantara filosofi sedulur papat limo pancer ini telah lahir dari tradisi masyarakat Jawa kuno itu sendiri.

Pada intinya sedulur papat limo pancer adalah sebuah filosofi yang menceritakan tentang jati diri kita sendiri. Sedulur papat adalah bagian di dalam diri kita sendiri bukan faktor eksternal dari luar sedulur papat adalah elemen atau energi dalam diri yang membentuk kepribadian dan diri kita saat ini. Sedangkan Pancer atau diri sejati adalah kita sendiri yang secara sadar bisa menyelaraskan dan mengendalikan sedulur papat kita sendiri sedulur papat juga tentu saja memiliki peranan dalam membantu manusia meningkatkan kesadarannya dan membuat manusia menjadi atau ilink terhadap jati dirinya.

Lalu apa sajakah beragam makna dari filosofi sedulur papat limo pancer ini dalam literasi Jawa kuno ada sebuah teks kuno yang berjudul layang Joyoboyo yang nampaknya merupakan salah satu sumber rujukan tertua dalam menjelaskan makna dari sedulur papat limo pancer ini namun teks ini tidaklah ditulis dalam Aksara Jawa honocoroko seperti yang kita kenal melainkan dalam Aksara lain yang dianggap huruf yang sangat kuno sekali bahkan jauh lebih kuno daripada Honocoroko layang Joyoboyo ini jika kalian cari secara online nampaknya sudah diterjemahkan kedalam bahasa Jawa baru oleh Kanjeng Pangeran ismanu Basuki sehingga saat membaca isinya kita tidak akan kesulitan untuk memahami karena bahasa yang digunakan sudah menggunakan bahasa Jawa baru khas warisan Walisongo yang sangat mirip dengan bahasa Jawa modern kita saat ini.

Dalam layang Joyoboyo Yo ini Diceritakan bahwa sebelum tuhan atau Gusti menciptakan manusia Tuhan telah terlebih dahulu menciptakan empat jenis malaikat di semesta ini mereka adalah jobor Allah Moko Holocaust ropolo dan hodor Allah, keempat jenis malaikat ini semuanya bertugas sebagai penyampai pesan Tuhan atau Gusti kepada setiap makhluk di semesta. ketika manusia tercipta dalam kandungan Ibu maka keempat malaikat ini juga Tuhan ciptakan ada didalam diri manusia tugas mereka adalah membimbing manusia yang sudah lahir untuk bisa bertumbuh menjadi manusia yang baik sesuai dengan tuntunan Ilahi atau Tuhan atau Gusti hingga akhirnya ingsun atau diri sejati manusia bisa menemukan kesadarannya kembali. Proses penjagaan ingsun atau diri sejati manusia oleh keempat malaikat ini berlangsung hingga manusia meninggal dunia empat malaikat ini pula yang nantinya akan membebaskan Sukma atau ingsun atau diri sejati ini khas, jadi raga untuk kembali Manunggal dengan Gusti atau Tuhan Yang Maha Pencipta keempat malaikat ini lantas disebut sebagai sedulur papat manusia.

Sebenarnya saat manusia ini masih berupa janin dalam kandungan Proses penciptaan manusia dari sisi rohani atau spiritual juga sedang terjadi saat sang calon manusia atau janin masih dalam tahap pembentukan dirahim Ibu sedulur papat ini senantiasa menemani dan menjaga janin hingga Ia lahir, mereka adalah darah putih bungkus ari-ari dan darah merah. Darah putih berfungsi untuk menjaga sistem kekebalan tubuh janin ia melahirkan sifat Welas Asih sajani berada didalam kandungan ini juga dibungkus oleh air ketuban yang berfungsi menjaga janin dari benturan, bungkus atau ketuban janin ini bertugas sebagai pembuat kekuatan bagi si jabang bayi, ari-ari atau tali pusar ini berfungsi untuk menyalurkan makanan energi transportasi nutrisi dari ibu ke dalam tubuh janin. Ia juga bertugas sebagai penjaga Sukma atau diri sejati manusia darah merah ini berada di dalam plasenta dan membran membran yang ikut melindungi janin plasenta terhubung dengan ari-ari atau tali pusar sebagai penyalur makanan nutrisi oksigen dan energi dari ibu ke janin membrane membran pembungkus janin juga mengandung banyak pembuluh darah merah yang bertugas untuk melindungi janin dari sistem kekebalan tubuh ibu tanpa adanya membran ini janin akan dianggap sebagai benda asing didalam tubuh, nah darah merah ini juga yang dipercaya bertugas melawan bahaya bisa aja nih dijaga oleh empat saudaranya dalam kandungan. Inilah Tuhan atau putih juga menciptakan empat malaikat penjaga di dalam diri manusia yaitu :

  • Pertama adalah Jawa borolok yang menjaga budi atau kesadaran dan akal sehat sehari-hari manusia
  • Kedua adalah Moko hollow yang menjaga rasa manusia
  • Ketiga adalah hoso ropolo yang menjaga pikiran manusia
  • Keempat adalah hodor Allah yang menjaga Sukma atau ruh manusia

Keempat malaikat tersebut merupakan utusan dari Gusti atau Tuhan yang bertugas untuk menyampaikan pesan atau wahyu kepada manusia sehingga diri sejati manusia ini tetap terjaga namun empat malaikat ini bukanlah berada diluar tubuh manusia, mereka ada didalam tubuh kita jobor Allah berada di kulit manusia Moko hollow berada di tulang khas ropolo berada di nyawa manusia hojo lo berada di daging manusia. jadi mereka semua adalah bagian dari tubuh kita sendiri bukan jin dari luar.

saat bayi terlahir ia ditemani dengan sedulur papat Nya maka pikiran dan perasaan bayi telah sempurna untuk mengarungi kehidupan yang baru ingatan tentang kehidupan lampau atau past lives tertutup dan kesadarannya telah terbentuk untuk tumbuh kembang manusia yang menjalani proses kelahiran kembali atau reinkarnasi maka dalam kepercayaan Jawa kuno Kakang kawah Adi ari-ari ke teh dan puser ini melambangkan pikiran ingatan kesadaran dan perasaan manusia mereka sedulur papat adalah main atau Cipta atau pikiran dan ingatan dan juga Soul atau rasa atau perasaan dan kesadaran budi manusia.

Seringkali masyarakat kita menganggap semua tradisi dan filosofi spiritual yang bernuansa Jawa itu disebut sebagai Kejawen, tapi sebenarnya Kejawen itu adalah istilah untuk umat agama Islam yang masih menggunakan tradisi dan spiritual Jawa kuno dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri orang Kejawen mereka biasanya beragama Islam, tetapi lebih cenderung mengamalkan ilmu ma'rifatnya dan dalam kesehariannya mereka masih menggunakan tradisi-tradisi ritual Jawa atau ritual sisa peninggalan kerajaan hindu-buddha. Dulu mereka juga masih Memegang teguh filosofi Manunggaling kawulo Gusti yakni bersatunya manusia dengan Sang Pencipta dimana ini adalah tingkatan spiritual tertinggi yang bisa diraih oleh manusia. Filosofi Kejawen sendiri merupakan warisan dari era Walisongo dasar-dasarnya banyak dirumuskan oleh Sunan Kalijaga kemudian saat era Kerajaan Mataram Islam dasar-dasar ilmu Kejawen kembali dikumpulkan dan dibukukan oleh Sultan Agung di abad ke-19.

Istilah sedulur papat limo pancer ini diyakini oleh penganut Kejawen sebagai warisan budaya dari karya Sunan Kalijaga pada abad 15-16. Konon katanya, istilah ini pertama kali ditemukan pada Suluk Kidung Kawedar, Kidung Sarira Ayu, pada bait ke 41-42. Sedulur papat limo pancer dipercaya sebagai satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam diri manusia, terdiri dari empat hal dan ke lima hal sebagai berikut.

  • Kakang sawah

Kakang sawah atau yang disebut air ketuban adalah air yang membantu manusia untuk lahir ke bumi. Karena air ketuban keluar pertama kali, maka masyarakat Jawa menyebutnya sebagai Kakang, atau yang berarti Kakak.

  • Adi ari-ari

Adi ari-ari atau disebut plasenta. Adi dalam bahasa Indonesia berarti adik, yakni sebutan untuk ari-ari yang keluar setelah bayi dilahirkan.

  • Getih

Getih dalam bahasa Indonesia berarti darah. Yakni, hal yang utama pada ibu dan bayi. Dimana saat berada dalam kandungan, bayi juga dilindungi oleh getih

  • Puser

Puser atau pusar berarti tali plasenta. Dalam pengertian ini maksudnya, antara ibu dan bayi dihubungkan dengan tali pusar yang membuat mereka semakin kuat. Selain itu, tali pusar juga lah yang menjaga kelangsungan hidup si bayi karena telah menyalurkan nutrisi dari ibu untuk bayinya saat di dalam kandungan.

  • Pancer

Pancer bisa disebut juga sebagai tubuh wadah yang berarti diri sendiri. Hal kelima ini merupakan pusat kehidupan yang utama ketika manusia lahir ke bumi. Masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai manusia, kita harus menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh.

sumber : dokumen pribadi
sumber : dokumen pribadi
Sedulur papat limo pancer sampai sekarang diketahui bersumber dari suluk Kidung Kawedar atau disebut pula Kidung Sarira Ayu, bait ke 41-42. Suluk ini diyakini masyarakat sebagai karya Sunan Kalijaga (sekitar abad 15-16), yang berupa tembang-tembang tamsil. Setidaknya, ada empat hal yang agak menyulitkan dalam penafsiran dan pemahaman tembang tersebut, yaitu:
  • Karena berupa tembang tamsil, uraiannya pendek-pendek dan penuh dengan tamsil ataupun perumpamaan, tanpa ada penjelasan sebagaimana tulisan prosa.
  • Suluk-suluk periode itu termasuk Kidung Kawedar, menggunakan gaya bahasa peralihan dari Jawa Kuno ke Jawa Madya (pertengahan) yang berbeda dengan gaya bahasa Jawa sekarang, apalagi bahasa Indonesia.
  • Suluk yang dimaksudkan sebagai dakwah ini menyusup secara halus ke dalam adat budaya dan agama masyarakat yang masih menganut agama Syiwa (Hindu)-Buddha, dengan harapan Islam dapat masuk dan berkembang tanpa harus menimbulkan gejolak besar di masyarakat. Akibatnya, istilah serta nilai-nilai keislaman bercampur dengan istilah dan nilai-nilai Syiwa-Buddha-kejawen.
  • Suluk yang berupa kidung yang diciptakan para wali pada masa Kesultanan Demak merupakan bagian dari ilmu tasawuf, sehingga untuk memahami hakikatnya, tidak bisa hanya berdasarkan kata serta kalimat yang tersurat semata, apalagi sepotong-sepotong, melainkan
    harus menyelami makna yang tersirat dari keseluruhan isi kidung sebagai suatu kesatuan.

Pancer Seutuhnya menjadi Aji Saka

Untuk menjadi manusia seutuhnya, manusia harus menjadi aji saka. Aji saka yaitu kaweruh atau kesadaran dalam menghargai secara maksimal dengan berperanan utama (atau menjadi raja yang berperanan utama). Untuk menjadi aji saka, masyarakat Jawa memiliki dasar, yaitu Kalimasada.

Dalam pewayangan dikatakan, seorang manusia tidak akan mati jika telah memegang Jamus Kalimasada, seperti cerita pewayangan Samiaji yang begitu sucinya diceritakan sehingga darahnya juga berwarna putih. Maka, Kalimasada pun banyak sekali diperebutkan.

Dan, untuk mengerti serta mengetahui tentang Kalimasada, banyak yang telah mencari ke mana-mana, sampai-sampai saling berebut dan berperang. Guna menjelaskan Kalimasada secara tepat, kejawen telah membuat penjelasan yang lebih sederhana atau dibuat semacam miniatur Kalimasada, yaitu sedulur papat limo pancer. Atau, dalam bahasa sederhananya, Kalimasada mewujudkan diri dalam bentuk yang lebih bisa dimengerti manusia, yaitu dengan menjadi sedulur papat limo pancer.

Dari semua penjelasan diatas bisa saya tarik kesimpulan bahwa sedulur papat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain. Manusia harus selalu menang atas mereka. Jika Manusia bisa dikalahkan oleh sedulur papat ini, maka hancurlah dunianya. Sebagai pusat (PANCER), manusia harus bisa menjadi pengawas dan patokan.

Ilmu Sedulur Papat limo Pancer

Ilmu yang dimaksud adalah ilmu pemahaman tentang sedulur papat yang sudah saya uraikan di atas. Kemudian jika ada ilmu yang mampu memanggil sedulur papat limo pancer hal itu merupakan semu belaka. Hanya Allah semata yang mempunyai ilmu Semacam itu. Marilah kita menyikapi hal ini dengan bijak dan pintar.

SUMBER :

https://kumparan.com/dukun-millennial/mengenal-istilah-sedulur-papat-limo-pancer-dalam-kejawen-1vrAE63pE9u/full

https://www.tiknan.com/2010/03/sedulur-papat-limo-pancer-dalam.html

https://youtu.be/klyAxCgTYqM

https://kibaguswijaya.com/sedulur-papat-limo-pancer.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun