Mohon tunggu...
ASEP LUKMANUL HAKIM
ASEP LUKMANUL HAKIM Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Hobi membaca dan Berolahraga Nama Dosen : Appolo, prof. Dr, Mi.Si.Ak NIM : 43221010154 Kampus : Universitas Mercu Buana Kelas Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami dan Mengenal Istilah Primbon Jawa "Sedulur Papat Limo Pancer"

26 Oktober 2022   18:54 Diperbarui: 26 Oktober 2022   18:56 62129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancer bisa disebut juga sebagai tubuh wadah yang berarti diri sendiri. Hal kelima ini merupakan pusat kehidupan yang utama ketika manusia lahir ke bumi. Masyarakat Jawa percaya bahwa sebagai manusia, kita harus menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh.

sumber : dokumen pribadi
sumber : dokumen pribadi
Sedulur papat limo pancer sampai sekarang diketahui bersumber dari suluk Kidung Kawedar atau disebut pula Kidung Sarira Ayu, bait ke 41-42. Suluk ini diyakini masyarakat sebagai karya Sunan Kalijaga (sekitar abad 15-16), yang berupa tembang-tembang tamsil. Setidaknya, ada empat hal yang agak menyulitkan dalam penafsiran dan pemahaman tembang tersebut, yaitu:
  • Karena berupa tembang tamsil, uraiannya pendek-pendek dan penuh dengan tamsil ataupun perumpamaan, tanpa ada penjelasan sebagaimana tulisan prosa.
  • Suluk-suluk periode itu termasuk Kidung Kawedar, menggunakan gaya bahasa peralihan dari Jawa Kuno ke Jawa Madya (pertengahan) yang berbeda dengan gaya bahasa Jawa sekarang, apalagi bahasa Indonesia.
  • Suluk yang dimaksudkan sebagai dakwah ini menyusup secara halus ke dalam adat budaya dan agama masyarakat yang masih menganut agama Syiwa (Hindu)-Buddha, dengan harapan Islam dapat masuk dan berkembang tanpa harus menimbulkan gejolak besar di masyarakat. Akibatnya, istilah serta nilai-nilai keislaman bercampur dengan istilah dan nilai-nilai Syiwa-Buddha-kejawen.
  • Suluk yang berupa kidung yang diciptakan para wali pada masa Kesultanan Demak merupakan bagian dari ilmu tasawuf, sehingga untuk memahami hakikatnya, tidak bisa hanya berdasarkan kata serta kalimat yang tersurat semata, apalagi sepotong-sepotong, melainkan
    harus menyelami makna yang tersirat dari keseluruhan isi kidung sebagai suatu kesatuan.

Pancer Seutuhnya menjadi Aji Saka

Untuk menjadi manusia seutuhnya, manusia harus menjadi aji saka. Aji saka yaitu kaweruh atau kesadaran dalam menghargai secara maksimal dengan berperanan utama (atau menjadi raja yang berperanan utama). Untuk menjadi aji saka, masyarakat Jawa memiliki dasar, yaitu Kalimasada.

Dalam pewayangan dikatakan, seorang manusia tidak akan mati jika telah memegang Jamus Kalimasada, seperti cerita pewayangan Samiaji yang begitu sucinya diceritakan sehingga darahnya juga berwarna putih. Maka, Kalimasada pun banyak sekali diperebutkan.

Dan, untuk mengerti serta mengetahui tentang Kalimasada, banyak yang telah mencari ke mana-mana, sampai-sampai saling berebut dan berperang. Guna menjelaskan Kalimasada secara tepat, kejawen telah membuat penjelasan yang lebih sederhana atau dibuat semacam miniatur Kalimasada, yaitu sedulur papat limo pancer. Atau, dalam bahasa sederhananya, Kalimasada mewujudkan diri dalam bentuk yang lebih bisa dimengerti manusia, yaitu dengan menjadi sedulur papat limo pancer.

Dari semua penjelasan diatas bisa saya tarik kesimpulan bahwa sedulur papat harus diawasi dan diatur agar jangan sampai ngelantur. Manusia diuji agar jangan sampai kalah dengan keempat saudaranya yang lain. Manusia harus selalu menang atas mereka. Jika Manusia bisa dikalahkan oleh sedulur papat ini, maka hancurlah dunianya. Sebagai pusat (PANCER), manusia harus bisa menjadi pengawas dan patokan.

Ilmu Sedulur Papat limo Pancer

Ilmu yang dimaksud adalah ilmu pemahaman tentang sedulur papat yang sudah saya uraikan di atas. Kemudian jika ada ilmu yang mampu memanggil sedulur papat limo pancer hal itu merupakan semu belaka. Hanya Allah semata yang mempunyai ilmu Semacam itu. Marilah kita menyikapi hal ini dengan bijak dan pintar.

SUMBER :

https://kumparan.com/dukun-millennial/mengenal-istilah-sedulur-papat-limo-pancer-dalam-kejawen-1vrAE63pE9u/full

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun