Mohon tunggu...
asep d darmawan
asep d darmawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - FAKTA DIRI

Laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bila Berdoa Jadi SOP Maskapai Saat Take Off

7 Maret 2020   14:24 Diperbarui: 7 Maret 2020   18:28 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih ingat seorang penumpang pesawat Wings Air berinisial PMP (30), nekat membuka jendela darurat saat pesawat hendak take off dari Bandara Sepinggan Balikpapan ke Bandara Robert Atty Bessing, di Kabupaten Malinau?

Seperti diberitakan Kompas.com, menurut Kepala Otoritas Bandara Wilayah VII Sepinggan Balikpapan, Anung Bayumurti kepada awak media, menegaskan, PMP dikenai sanksi masuk daftar hitam Wings Air akibat ulahnya itu. 

"Dia sudah di-blacklist. Apalagi angkutan udara ke sana (Malinau) cuma Wings Air," kata Anung kepada wartawan, Senin (10/2/2020).

Namun demikian, petugas masih belum mengetahui pasti alasan PMP membuka jendela darurat.

Pada Kompas.com (16/2/2020) diketahui bahwa PMP  penasaran setelah mendengar arahan dari pramugari sebelum take off dan baca buku petunjuk. " Setelah itu, dia langsung buka jendela itu," ungkap Kapolresta Balikpapan Kombes Turmudi. 

Dari berita itu yang menarik adalah  betapa paparan pramugari sangat berpengaruh pada para penumpang, terutama penumpang yang baru pertama kali naik pesawat.

Hanya sayang, PMP dengan keterbatasan pengetahuannya membuka jendela darurat pesawat. Mungkin penjelasan pramugari hendaknya ditambah dengan kalimat "Para penumpang tidak diperkenankan membuka jendela darurat manakala tidak dalam kondisi darurat". #hanya contoh.

Karena paparan pramugari ini menjadi SOP, tampaknya tidak menyalahi manakala ada seruan dari pramugari untuk berdoa bersama sesuai dengan agama masing-masing. Anggaplah ini menjadi local culture yang merupakan tambahan dalam paparan pramugari. 

"Para penumpang "........ air", sebelum kita take off, marilah kita berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, agar kita ada dalam lindungan yang maha kuasa. Berdo'a, mulai!" 

Atau

Dear all passengers of .... Air,
We are about to take off, let's pray together as our own belief, so that we will always be in His protection. Pray, begin.

Dengan tambahan paparan tersebut, hemat saya  sangat menarik. Hanya tentu kewenangan ada di kementerian perhubungan. Apakah bisa diterapkan atau tidak.

Mungkin kajian perlu dilakukan atas ide kecil ini. Apakah membahayakan keselamatan penumpang atau tidak. Atau apakah bertentangan dengan undang-undang penerbangan atau tidak. 

Mudah-mudahan bila ini adalah ide baik, akan memberikan manfaat buat kita semua. Dan bila ide ini bertentangan dengan undang-undang atau keselamatan penumpang, maka tidak perlu dilaksanakan. Ini adalah sebuah gagasan untuk "local culture" berdoa sebelum take off. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun