Mohon tunggu...
asep ikhwan
asep ikhwan Mohon Tunggu... Wiraswasta - entrepreuneur

Praktisi Pendidikan Vokasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kelas Industri Berbasis Technopreuneurship dan Kolaboratif Sebagai Teaching Factory Lengkap di SMK

5 Agustus 2023   00:18 Diperbarui: 24 Desember 2023   14:55 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Melalui Semboyan "SMK Bisa!", lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipersiapkan masuk ke dunia kerja. Salah satu program untuk menjamin mutu pendidikan siswa adalah dengan adanya Kelas Industri. 

Kelas Industri merupakan program kelas khusus dalam lingkungan sekolah. Kelas ini dikelola secara bersama antara sekolah dengan industri. Sekolah diberikan kebebasan untuk mencari rekanan dan bekerja sama dengan industri yang sesuai dengan kompetensi di yang ada di sekolah tersebut. Untuk meningkatkan kualitas SDM yang nantinya harus dihasilkan oleh sekolah, beberapa sekolah ada yang bekerja sama dengan satu atau bahkan lebih dunia industri.

Kelas industri yang sudah berjalan misalnya Kelas Industri Otomotif bekerjasama dengan salah satu perusahaan otomotif baik motor (Teknik sepeda motor) maupun mobil (otomotif). Kerjasama yang dilaksanakan misalnya membuka servis center atau bengkel resmi yang disupport secara penuh oleh IDUKA yang bekerjasama . Contoh lainnya adalah Alfamart class sebagai kelas IDUKA bagi program keahlian bisnis daring dan pemasaran yang disupport penuh oleh ALFAMART dengan membuka bisnis center atau minimarket di SMK.  

Pergeseran dari bisnis offline ke bisnis online membuat SMK harus mengubah model Kelas Industri menjadi kelas Industri dengan model Tecnnopreuneurship dan kolaboratif.  Kelas industri dengan model Technopreneurship menekankan pentingnya menumbuhkan jiwa technopreuneur dikalangan siswa SMK sebagai prasyarat utama memasuki era industri 4.0 dan 5.0 . 

Adanya mobil listrik dan motor listrik ataupun Hybrid menuntut siswa smk untuk menguasai Teknologi informasi sebagai platform digitalisasi otomotif. Industri minimarket juga bersaing dengan marketplace dan toko-toko online, hal ini mendorong untuk mempersiapkan siswa memiliki kemampuan dibidang bisnis analisis , digital marketing serta kemampuan technopreuneur lainnya..

SMK harus mulai berani mengubah ekosistem proses pendidikannya, dari awal membangun mindset tentang IDUKA, mindset tentang kolaborative teaching factory dan mindset tentang kewirausahaan berbasis internet atau technopreuneurship. 

Perubahan mindset pada awalnya Kelas industri hanya diperuntukan untuk satu program keahlian saja diubah menjadi Kelas industri kolaborative, yang bisa merekrut berbagai siswa dari beberapa program keahlian yang ada di SMK tersebut. Misalya ada dari program keahlian TKJ, OTKP dan BDP mengerjakan satu project dalam lingkup 1 kelas industri kolaboratif.

Kelas industri berbasis technopreuneurship dan kolaboratif adalah Teaching Factory yang lengkap, sehingga SMK menjadi Miniatur IDUKA yang sebenarnya, dari produksi barang/jasa, administrasi dan pemasaran dilaksanakan oleh tiga program keahlian berbeda dalam satu kelas industri.

Penulis sedang melaksanakan riset tentang bagaiamana tantangan mengubah mindset dari mindset model lama yang hanya 1 IDUKA dan 1 program keahlian menjadi multi IDUKA dan diikuti beberapa program keahlian bersama dengan expert IT milenial bang Nur M Surya dari AMD jawa barat dan membuat model kelas baru yang lebih menukik kepada tujuan utama " SMK BISA ".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun