Mohon tunggu...
Asep Ilham
Asep Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah cara untuk menuangkan berbagai pertanyaan dalam pikiran, lalu dijawab dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Apa Itu Habib, Awal Mula Kedatangan di Indonesia dan Perannya Dalam Masyarakat

9 Juli 2022   09:25 Diperbarui: 13 Maret 2023   08:29 24144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok para Habib/Foto: iO.wp.com

Kita pasti sudah tak asing dengan gelar Habib, gelar yang diberikan kepada mereka yang memiliki garis keturunan Nabi Muhammad SAW. Kita mengenal Habib Husein Jafar, Habib Rizieq Syihab, Habib Luthfi bin Yahya. Namun apakah kita tahu apa yang dimaksud Habib, apakah keturunan Nabi hanya di panggilan Habib ? Dan bagaimana awal mula kedatangan Habib di Indonesia? serta memiliki peran apa saja Habib dalam masyarakat? Mari kita bahas dalam kesempatan kali ini.

Pengertian Habib

Pengertian Habib menurut bahasa berasal dari kata habba-yuhibbu yang artinya kesayangan atau orang yang dicinta. Sedangkan menurut istilah Habib merupakan gelar yang diberikan masyarakat untuk menyebut tokoh agama yang merupakan keturunan dari Nabi Muhammad SAW.

Selain gelar Habib terdapat juga gelar lain yang bermakna serupa yaitu Sayyid dan Syarif. Dimana gelar Sayyid dikhususkan kepada keturunan Nabi yang berasal dari jalur Husein, sedangkan gelar Syarif diberikan kepada keturunan Nabi dari jalur Hasan. Hasan dan Husein sendiri merupakan anak dari Ali bin Abi Thalib dan Sayyidah Fathimah Az-Zahra yang merupkan putri Rasulullah SAW.

Masyarakat Indonesia memberikan gelar atau sebutan Habib karena ingin menghormati dan menghargai mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian, sebutan Habib sebenarnya merupakan suatu panggilan atau gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada para Ulama yang memiliki nasab (keturunan) dengan Nabi Muhammad SAW dengan tujuan agar dapat membedakan sebutan kepada Ulama yang memiliki keturunan dengan Nabi Muhammad SAW dengan yang bukan. Seperti sebutan kepada Kiyai, Ustadz, Gus, Buya, dan sebutan lainnya yang lazim digunakan ditiap daerah di Indonesia untuk sebutan kepada para Ulama. Sebutan Habib sendiri hanya terdapat di Indonesia. Jadi, di luar Indonesia bagi yang memiliki nasab Nabi Muhammad lazim menyebutnya dengan panggilan Sayyid.

Kedatangan Habib di Indonesia

Kedatang Habib di Indonesia menurut Ading Kusdiana dan Agus Permana dalam tulisan “Jaringan Habaib Di Jawa Abad 20” Kedatangan Habaib di Indonesia tidak terlepas dari awal mula kedatangan orang Arab ke Indonesia yang pada umumnya bertujuan untuk melakukan perdagangan, dimana para pedagang dari Arab yang memutuskan untuk menetap di Indonesia, mereka menetap berkelompok di dekat Pelabuhan. Orang-orang Arab yang menetap di Nusanatara kebanyakan berasal dari Hadralmaut. Mereka kemudian melakukan interaksi dengan kelompok pribumi dan mereka mengadakan jalinan kekeluargaan melalui proses pernikahan dengan penduduk pribumi, beranak pinak lalu tidak lagi kembali ke negeri asal mereka, para pendatang dari Arab ini mayoritas merupakan pendatang dari Arab Hadralmaut (Yaman) yang berasal dari kalangan Sayyid. Sedangkan kemunculan istilah Habib di Indonesia diperkirakan ada pada sekitar awal abad ke-19 Masehi.

Sedangkan menurut Habib Zein bin Umar bin Smith, ketua Rabithah Alawiyah yaitu organisasi yang menghimpun Warga Negara Indonesia yang memiliki darah keturunan Nabi Muhammad SAW. Beliau menuturkan bahwa asal mula masuknya Habib atau keturunan Nabi di Indonesia, yaitu dari orang-orang Hadralmaut yang bergolongan Sayyid, datang ke Nusantara melalui Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Muhammad Shahib Mirbath. Meruntut silsilah dan sejarah keluarga, keturunan Nabi yang pindah ke Hadralmaut dari Basra yaitu Imam Ahmad bin Muhazir beliau generasi ke-8 dari Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra. Dari keturunan Imam Ahmad bin Muhazir hingga sampai ke Muhammad al-Faqih Muqaddam yang pergi ke Asia tenggara dan Indonesia. Mereka datang melalui Aceh dan wilayah barat lainnya. Setelah itu, masuklah gelombang kedua di abad 19 dan 20.

Peran Habib Dalam Masyarakat

Di Indonesia sendiri Habib sangatlah dihormati oleh karena itu, Habaib merupakan kelompok elit dari sebagian masyarakat, baik dilihat dari segi pemahaman keagamaan ataupun dari segi sosial ekonomi. Adapun peran Habib memiliki peran sebagai ulama dalam lingkungan masyarakat memainkan peran penting dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Habib memiliki kekuatan pengetahuan dan menjadi teladan. Oleh karena itu, Habib memiliki tugas dan tanggung jawab untuk dakwah, mengajarkan/mendidik dan memelihara ajaran Islam, walaupun terdapat Habib yang menjadi politisi, pengurus organisasi sosial keagamaan,dan yang lainnya, namun kegiatan berdakwah dan mendidik tidak harus mereka tinggalkan

Peran Habib dapat juga terlihat dalam pemerintahan seperti Habib Nabiel Al-Musawa yang pernah jadi bagian dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lalu peran Habib juga dapat terlihat dalam organisasi keagamaan di Indonesia seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang memiliki pengurus dari kalangan Habib diantaranya yaitu Habib Ali bin Muhammad Al-Jufri yang menjabat sebagai ketua MUI di Sulawesi Tengah, terdapat juga Habib Nabiel Al-Musawa yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan terdapat juga Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya yang pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah.

Peran Habib juga terdapat di organisasi Islam terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) peran Habib sangatlah besar di NU mulai dari awal mula pendirian NU yang tidak bisa lepas dari peran Habib dan juga dari kepengurusan NU sampai sekarang ini seperti yang dikutip dari laman NU Online yang ditulis Muhammad Syakir NF, “9 Habib Warnai Struktur Kepengurusan PBNU Masa Khidmah 2022-2027”. Setidaknya terdapat Sembilan Habib dari berbagai daerah di Indonesia. Dimana di kepengurusan mustasyar, ada tiga Habib yakni Habib Luthfi bin Yahya dari Pekalongan, Habib Zein bin Umar bin Smith dari Jakarta, dan AGH Habib Abdurrahim Assegaf Puang Makka dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Habib Luthfi dan Habib Zein sebelumnya menempati kepengurusan yang sama di masa khidmat sebelumnya tahun 2015-2020. Sedangkan Habib Abdurahim Asegaf Puang Makka sebelumnya aktif di Gerakan Pemuda Ansor hingga Mustasyar di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Makasar dan Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an Nahdliyah (Jatman).

Selain itu terdapat juga habib yang mengemban tugas di PBNU yaitu Habib Luthfi bin Ahmad al-Attas dari Jakarta sebagai Katib Syuriyah, dan terdapat tiga Habib yang menjadi Awan Syuriyah PBNU diantaranya yaitu Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf dari Surakarta, Habib Ahmad al-Habsyi dari Pasuruan, Jawa Timur, dan Habib Mohsen Alaydrus dari Palu, Sulawesi Tengah.

Sementara itu, ada dua Habib di jajaran tanfidziyah yaitu KH Sayyid Muhammad Hilal al-Aidid dari Yogyakarta sebagai Wakil Ketua Umum dan Habib Abdul Qadir bin Aqil dari Jakarta sebagai Wakil Sekretaris Jenderal. Sebelumnya habib Qadir menjadi Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Serta masih banyak lagi peran Habib dalam organisasi keagamaan lainya di Indonesia.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Habib memiliki peran besar dalam kehidupan masyarakat terkhusus perannya dalam bidang sosial keagamaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun