Mohon tunggu...
Asep Sapa'at
Asep Sapa'at Mohon Tunggu... -

Saya adalah Trainer Pendidikan di Lembaga Pengembangan Insani - Dompet Dhuafa. Belajar bersama guru, mendengarkan keluh kesahnya, memberi alternatif solusi bagi masalah hidupnya, adalah karunia hidup tak terhingga.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Puisi Spesial dari Guruku (Catatan Terserak di Tahun 2007)

23 Desember 2011   14:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:50 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Satu kata yang terpenting adalah, Change! Dua kata terindah di hati manusia, Terima Kasih. Tiga kata yang menghimpit di hati, Negeriku Sulit Berubah. Empat kata yang membunuh, Negeriku Tidak Bisa Berubah. Lima kata yang memanggil, Negeriku Butuh Aku untuk Berubah. Banyak kata yang perlu diwaspadai, … Mereka yang Berubah-ubah Terus dan Mereka yang Tak Mau Berubah Sama Sekali”

--Rheinald Kasali--

4 tahun telah berlalu, namun kenangan saat memberikan pelatihan bagi guru-guru Madrasah Tsanawiyah di Cirebon masih membekas. Antusiasme para pejuang pendidikan di Cirebon sungguh sangat luar biasa. Yang paling membuat saya terkaget-kaget, guru-guru yang paling tinggi jam terbangnya (pengalaman mengajarnya di atas 30 tahun), mereka termasuk peserta yang paling aktif memberikan sharing pengalaman dan “unjuk kabisa”. Kenyataan ini membantah kesan kuat yang selama ini terjadi, guru muda yang semangat berkarya, guru tua yang hanya nonton saja.

Hebatnya lagi, selama 2 hari pelatihan, saya hanya berjuang sendiri alias “single fighter” menjadi fasilitator pelatihan. Kebiasaan baru yang meninggalkan pengalaman dahsyat bagi saya. Hari pertama begitu menggoda, hari kedua ikuti saja iramanya.

Ada yang lebih unik lagi, situasi ini terjadi ketika saya memberikan sesi pelatihan materi ”Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, & Menyenangkan”. Ketika saya baru memberikan pengantar untuk materi pada sesi pukul 10.00 – 12.00 wib, ada salah satu peserta yang menginterupsi saya, ”Maaf Pak, kalau saya boleh usul, lebih baik materi untuk sesi ini kita manfaatkan untuk kegiatan sharing pengalaman mengajar di kelas masing-masing. Kalau bisa, senior-senior kita diberi kesempatan terlebih dahulu untuk menyampaikan pengalamannya.”

Seolah diberi angin segar–gimana gak segar, dengan usulan tersebut, saya bisa dapet ide baru dengan menyerap informasi dari pengalaman mengajar beberapa orang guru, dan yang paling penting, saya bisa menghemat energi untuk bisa tampil habis –habisan di sesi terakhir pelatihan — saya langsung menyambut baik usul dari seorang sosok ibu guru yang ternyata di akhir pelatihan menyampaikan sebuah puisi untuk saya.

Inilah bait puisi dari Ibu Titin (MTs. Madina) buat saya:


Ashar, 30 Juli 2007


Ya Allah…


Setelah Engkau tontonkan pada hamba kerendahan mental, kebobrokan akhlak oknum-oknum penghuni negeri ini, kini kau suguhkan seorang anak muda yang tulus, cerdas, kreatif, dan punya kepedulian terhadap pendidikan bangsa ini.

Hamba Malu Gusti…

Umur hamba jauh lebih tua, tapi tidak banyak yang bisa hamba perbuat. Namun anak muda itu menyadarkan hamba untuk berbuat walau sekecil apapun, di posisi apapun, asal memberikan manfaat bagi manusia lain.

Semoga !!!

Saya tersudut dalam renungan mendalam. Takjub dengan seorang ibu guru yang menyadari akan sebuah makna kehidupan.  Sebuah makna yang sampai saat ini masih terus kucari dan kucari. Pencarian yang akan diakhiri ketika jiwa terpisah dari raga, menghadap kembali ke pangkuan-Nya, mempertanggungjawabkan segala amalan yang kulakukan selama hidup di dunia fana.

Terus bersemangat menebar manfaat bagi sesama…

Bogor, 01 Ramadhan 1427 H

13 September 2007

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun