Sampai saat ini, aku hanya selalu bisa menatap namun tetap tidak bisa menetap. aku hanya bisa berbicara namun tanpa suara. sekarang aku hanya bisa mendengar namun bukan suara darinya, melainkan sebuah namanya yang selalu melintasi di fikiranku. Terkadang aku mengharapkan mata ku ini dapat untuk bersuara dan matamu bisa mencoba untuk mengartikannya. Karena sebesar rasa kecewa yang kupunya, aku ingin memberitahumu bahwa rasa cinta dan rindu selalu lebih besar terhadap apapun rasa yang kumiliki.
Ketika memang sudah masanya untuk beristirahat perkara lelah, berujung berhentinya berusaha untuk mencoba bicara melalui mata. Untuk terakhir kalinya, aku akan menuliskan semua yang terjadi tentang bagaimana kondisiku saat itu sampai mencoba menggambarkan situasi bagaimana bisa keputusanku untuk melepaskanmu . Mungkin kamu tidak pernah mengetahui sebuah alasan yang tepat mengapa terjadinya perpisahan diantara kita, kamu harus menyadari bahwa karna keadaan waktu itu hingga rasa kekecewaan ini masih sangat terasa, entah kapan sebuah waktu memberhentikannya. Aku tidak berharap kamu membacanya secepat yang ku mau, namun ketika kamu sudah membacanya suatu saat nanti, entah kapanpun itu. aku harap kamu mencoba juga untuk menatapku untuk berbicara, dan mengatakan aku sudah membacanya. Sehingga tanpa beban rasa,aku bisa pergi denganhati yang tenang tanpa ada nya perasaan yang diikuti rasa penyesalan yang tinggi.
Pada akhirnya, hanya hati yang kuajak diskusi,aku mengatakan kepada hati untuk meminta maaf kepadanya, karena kamu harus menerima untuk dilepaskan, Aku juga meminta maaf apa bila rasa kecewaanku yang kuduga adalah sebuah pernyataan yang tidak sebenarnya terjadi. Aku juga mau meminta maaf untuk terakhir kali dengan maksud tujuan bukan untuk memperbaikinya dilain waktu.. Namun aku hanya akan meminta maaf kepadamu untuk menerima bahwa mungkin ads batasan yang selalu ada hingga selalu adanya konflik. aku mencoba bisa dsn berharap terbiasa untuk tidak cinta dan rindu. namun apa daya, sangat sulit untuk menghilangkan rasa tersebut.
Terimakasih, karna dalam hubungan ini keputusan terakhirku kuputuskan dengan melakukan nya dengan egois. Aku berharap untuk kamu dapat berfikir logis dan percaya bahwa aku tetap akan mencintaimu dan merindu sampai aku menghilang
semoga kursi menakdirkan berdepanan, semoga penantian bersebelahan dapat terwujud suatu saat nanti.
Kamu yang terbaik, namun aku bukan. Semoga yang kau doakan dapat mencukupi apa yang kau butuhkan bukan untuk yang kau inginkan, semoga aku ditakdirkan, di hari lain. Aku pergi, harapan terakhir mungkin tidak akan ada kata lagi dan lagi.
-akutau kamutau-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H