Pertanian organik merupakan serangkaian kegiatan budidaya tanaman yang ramah lingkungan dan tidak menggunakan bahan kimia sintetik dalam penerapannya.Â
Penerapan sistem pertanian organik pada dasarnya memiliki ekologis yang baik terhadap lingkungan. Pertanian organik dapat dilakukan melalui penggunaan pupuk kandang, penggunaan sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, dan pengendalian hama penyakit secara biologis.
Saat ini sistem pertanian organik banyak diterapkan pada sayuran, hal ini dikarenakan sayur yang dibudidayakan secara organik memiliki kandungan mineral yang tinggi, memiliki antioksidan lebih banyak dibanding sayur anorganik, mengandung lebih banyak vitamin, memiliki rasa yang lebih manis dan tekstur yang lebih renyah, serta terhindar dari residu kimia. Beberapa sayur yang banyak dibudidayakan secara organik antara lain pakcoy, selada, dan beetroot.
Salah satu instansi yang menerapkan berbagai teknik untuk budidaya organik untuk produksi sayuran pakcoy, selada, dan beetroot adalah P4STranggulasi, teknik tersebut meliputi pola tanam tumpangsari, penggunaan pupuk organik, dan pengendalian hama terpadu.
Saya dan lima orang teman saya yang lain diberi kesempatan untuk melaksanakan PKL Â (Praktek Kerja Lapangan) di sana untuk mempelajari proses budidaya tanaman organik.
Dimulai dari membuat bedengan untuk menanam, bedengan ini terlebih dahulu di isi dengan pupuk kandang kotoran ayam yang dicampur dengan arang sekam, setelah itu baru ditimbun dengan tanah, dirapikan menggunakan pecahan bambu dan dipasangkan mulsa plastik.
Berikutnya pemasangan mulsa plastik, dimana fungsi mulsa plastik sendiri adalah untuk menjaga tanah agar tidak terkena erosi apabila terkena hujan intensitas tinggi, menjaga struktur tanah agar tetap baik dan juga menjaga kelembaban tanah.Â
Mulsa yang digunakan pun juga mulsa yang berwarna perak yang diharapkan air di tanah sedikit yang menguap dan memantulkan sinar cahaya matahari yang diharapkan hama menjadi enggan datang karena silau.
Proses pindah tanam, bibit dipindahkan ke bedengan yang sudah dibuat untuk dirawat disana
Penyiraman tanaman dilakukan dipagi hari agar tidak banyak air yang hilang dikarenakan penguapan. Bila dilakukan di sore hari tidak dilakukan karna ditakutkan akan memicu tumbuhnya jamur dikarenakan daun yang lembab.
Di lima belas sampai dua puluh hari setelah tanam dilakukan pemberian pupuk kandang tambahan dengan cara memasukan pupuk pada lubang yang tidak ditanami.
penyiraman pestisida organik dilakukan agar tanaman terhindar dari serangan hama. Dilakukan di musim kemarau.
Selanjut nya kita masuk ke proses pemanen dan sortasi. Hasil dari tanaman yang ditanam tadi di panen dan dibersihkan untuk di jual untuk memenuhi pesanan pribadi untuk dijual di pasar maupun pesanan dari super market seperti Superindo dan Biofresh.Â
Bila pesanan yang diminta konsumen kebetulan tidak ada tanaman di petani tempat saya melaksanakan PKL, maka beliau mengisinya dengan mengambil dari kelompok tani yang menanam pesanan yang diminta oleh konsumen tersebut, contohnya seperti mint,parsley dan sawi putih.
Dari sini saya bisa melihat, tidak semua petani menggunakan sistem penyiraman otomatis, masih banyak secara konvensional, tetapi untuk melakukan penambahan pupuk mereka sudah menggunakan pencapit tanah. Dan juga kita bisa melihat rupanya antusias masyarakat untuk menggunakan produk organik sudah mulai cukup banyak.
Sekian yang bisa saya ceritakan tentang pengalaman PKL saya bersama petani di P4S Tranggulasi,di dusun Selo Ngisor kiranya ada salah kata ataupun ada yang yuang kurang berkenan, saya mohon maaf, terima kasih telah membaca