Mohon tunggu...
Joko Wahyudi
Joko Wahyudi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Online dari Kota Solo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menghibur vs Penghibur, Apakah Sama Mulia?

25 Februari 2013   07:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:44 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, menghibur (verbal) berarti menyenangkan dan menyejukkan hati yg susah. Definisi ini menjelaskan:

1.Tujuan pebuatan menghibur adalah untuk menyenangkan dan menyejukkan hati yang susah.

2.Obyek yang dikenai perbuatan ini adalah orang yang hatinya sedang dilanda susah.

Dari dua penjelasan diatas dapat di tarik semacam kesimpulan bahwa perbuatan menghibur merupakan perbuatan mulia.

Orang yang melakukan perbuatan menghibur disebut Penghibur, bisa dikatakan sebagai orang yang berbuat mulia.Karena perbuatan mulia ini, banyak orang berusaha menjadikan menghibur sebagai pekerjaannya, sebagai pencaharian; yg dijadikan pokok penghidupan; sesuatu yg dilakukan untuk mendapat nafkah. Untuk membedakannya, orang yang mata pencahariannya sebagai penghibur penulis sebut entertainer.

Menjadi seorang entertainer awalnya mungkin berpikir: berbuat mulia sekaligus mendapat penghasilan. Bila lebih dicermati, sampai disini jelas terlihat perbuatan menghibur yang dilakukan sebagai mata pencaharian telah memiliki tujuan lain yaitu mendapatkan nafkah.

Karena ada tujuan lain yang ingin diraih, entertainer yang memiliki talenta tertentu dibidangnya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hiburan yang dapat terus diterima oleh target audince yang telah mereka petakan. Kreatifitas dan inovasi menjadi penting dalam dunia entertain ini. Entertainer akan berusaha mengasah kemampuannya dalam berekspresi, namun tidak meninggalkan nilai nilai humanisme dan tidak melanggar batas-batas moral yang berlaku di kehidupan, lebih-lebih didunia diluar dunia entertain. Bila hal ini dilakukan, karyanya tidak hanya bisa dinikmati sebagai pelipur hati yang lara namun juga sebagai penyampai pesan-pesan humanisme dan nilai-nilai hidup yang harus dijunjung tinggi demi terciptanya kehidupan mulia. Inilah POSITIF dari industri entertain.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Pertunjukan Matah Ati"][/caption]

Masalah muncul disaat orang orang yang tidak bertalenta, merasa sulap dengan dunia entertain dan memaksakan diri memasuki dunia entertain. Karena telah menjadi pilihan, mereka berusaha juga semaksimal mungkin memberikan apa yang sekiranya bisa menghibur. Karena tidak bertalenta, sulit bagi mereka untuk mengeksplorasi kemampuan, sehingga urat syahwatlah menjadi pilihan. Merendahkan orang lain, mengumbar aurat dengan begitu jorok dengan dalih seksi, dan semua hal lain yang tidak lepas dari urusan menggetarkan syahwat mereka lakoni. Target audience tampaknya juga tidak susah mereka petakan, bukan cuma orang yang hatinya susah saja yang mereka hibur namun semua orang bisa mereka hibur, karena sebagain besar orang jaman ini begitu bergairah bila disodori hal-hal yang menggugah hormon kelamin. Hanya satu tujuan para syahwateiner ini mengumpulkan pundi-pundi sebanyak mungkin agar gaya hidup hedonis yang mereka anut terus bisa mereka terapkan.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Inikah yang kau suka..?"]

Inikah yang kau suka..?
Inikah yang kau suka..?
[/caption]

Bila sudah seperti ini, apakah menghibur yang semula merupakan perbuatan yang MULIA tetap MULIA di tangan mereka.....?

(Tulisan diatas hanyalah sebuah himbauan bagi mereka yang membutuhkan hiburan untuk mencari dan memilih hiburan yang benar-benar bisa menghibur dan membangkitkan spirit untuk kembali bangkit dari kesedihan, kegalauan dan kesengsaraan hati..... karena sekarang banyak beredar sesuatu yang berlabel hiburan, namun setelah dikonsumsi justru akan semakin menambah kesengsaraan hati.....)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun