Biografi Bapak Syamsudin
Bapak Syamsudin yang biasa dipanggil pak den di desa kragoan. Nama Lengkap beliau yaitu Ahmad Syamsudin yang lahir di Kab Semarang pada tanggal 24 Agustus 1975. Ayahnya bernama H. Mohsin dan Ibunya bernama Sri. Beliau menikah dengan seorang anak kyai desa sebelahnya yang bernama Mu'asaroh. Bapak Syamsudin memiliki 2 orang anak laki-laki dan perempuan yang bernama Muhammad Wahyudi Saputra dan Rini Hidayati. Dan memiliki seorang cucu dari anaknya yang kedua yaitu Alta Handra Sabil Asqaf.
Sejak kecil beliau sudah dikenalkan agama oleh ayahnya, karena ayahnya juga sama tokoh agama didesanya. Saat beliau genap umur 10 tahun beliau dimasukkan oleh ayahnya ke pondok pesantren Al-Muayyad Solo. Disana beliau mulai belajar berbagai pengetahuan agama, mulai dari mengaji kitab safinah sampai kitab ihya' ulumudin, dari nadhom alala sampai ke alfiyah ibnu malik. Dari yang mulai jadi santri sampai jadi ustadz disana. Beliau diberi amanah oleh pengasuhnya untuk mengajar madrasah disana. Karena saking taqdimnya dengan pengasuhnya beliau selalu melaksanakan apayang di suruh oleh pengasuhnya, termasuk saat beliau lulus sekolah jenjang Aliyah, beliau berfikir "aku kan disini sudah tidak sekolah, bagaimana ya jika aku keluar saja dari sini, toh aku juga sudah lulus madrasahnya". Itu adalah angan-angan beliau tetapi saat beliau sowan ke pengasuh, Pengasuh sama sekali tidak merestui dirinya untuk keluar dari sana. Pengasuh tersebut malah memberi amanat beliau seperti yang diatas itu. Maka dari itu beliau tidak jadi keluar dari pondok, tetap disana untuk mengajar madrasah sesuai dengan amanah dari pengasuhnya. Jika dihitung lamanya beliau disana itu sekitar 15 tahunan, dari usianya yang masih berumur 10 tahun sampai beliau berumur 25 tahun.
Setelah beliau keluar dari pondok pesantren, sampai dikamapung halamannya beliau langsung disambut ramah oleh semua warga terutama keluarganya. Setelah beberapa hari dirumah beliau langsung didatangi oleh orang-orang yang menawarkan dirinya untuk mengajar TPQ, Madrasah diniyah, dll. Tetapi beliau tidak ada yang tertarik sama sekali. Kakaknya selalu menawarkan kepadanya untuk ikut membantu mengurusi masjid yang ada didesanya dan membantu dalam mengajar ngaji disana, tetapi beliau selalu menolaknya. Akhirnya dengan mempertimbangkan dengan matang beliau menerima tawaran dari kakanya.
Beliau seorang kyai desa serta guru ngaji di sebuah masjid yang bernama Al-Hidayah. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kematian, pernikahan, talak, rujuk, dan cerai selalu berkaitan dengan beliau. Karena beliau adalah seorang moden desa, yang memiliki tugas memfasilitasi pembinaan kerukunan antar umat beragama, sosial budaya, dan keagamaan. Setiap hari pasti ada seorang yang bertamu di rumahnya untuk meminta bantuannya. Seperti meminta bantuan untuk mengisi acara, untuk memimpin tahlil saat ada acara, untuk menikahkan putranya ataupun untuk mengurusi masalah jenazah. Beliau menerima itu semua dengan lapang dada karena itu semua adalah tugas beliau sebagai moden didesanya. Maka dari itu beliau harus siap sedia jika ada warganya yang meminta bantuannya. Beliau lebih mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan keluarganya. Pernah suatu ketika beliau sedang ada acaranya keluarga, saat beliau mendapat kabar bahwa ada warganya yang meninggal beliau langsung memutuskan untuk pulang mengurusi jenazah warganya daripada melanjutkan acara keluarganya. Itulah bukti ketulusan beliau dalam menjalankan tugasnya. Â
 Sebagai seorang kyai, pastinya selalu di sibukkan oleh urusan dakwah atau menyebarkan agama Islam. Walaupun hanya seorang kyai desa tetapi beliau pernah diundang untuk mengisi sebuah acara dalam sekolah. Setiap hari beliau mengajar ngaji di masjid, mulai dari setelah maghrib sampai isya'. Beliau dengan telaten mengajar anak-anak mulai dari yang umur 5 tahun sampai umur 18 tahun, dari yang masih ditunggu orang tuanya masih nangisan sampai dengan yang sudah dewasa. Beliau sabar menghadapi kelakuan dari anak ajarnya.
Agama memiki peran sangat penting bagi kehidupan manusia. Agama memberikan ajaran pada manusia berupa kesadaran hidup yang sesungguhnya. Islam merupakan agama yang ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad sebagai Rasul. Islam tidak membiarkan suatu perbuatan mulia selain mengajak kepada-Nya dan membiarkan suatu perbuatan rendah selain mengingatkan bahayanya. Hal ini juga dilakukan oleh Bapak Syamsudin dalam mengajak manusia kepada jalan yang benar, agar senantiasa mematuhi perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H