Mohon tunggu...
Sosbud Pilihan

Berbagi Ilmu dengan Ibu PKK Desa Asemdoyong

21 Februari 2019   18:45 Diperbarui: 21 Februari 2019   18:48 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada hari Jumat tanggal 1 Februari 2019, tim I KKN Undip  memulai kegiatan pukul 08:00 WIB. Pagi itu kami melakukan pekerjaan sesuai dengan job desk yang telah ditentukan pada rapat malam. 

Tujuan utama kami adalah pemaparan materi program keilmuan yang dimana di isi 3 mahasiswa dengan 4 materi. GsSM "Gerakan sadar Sampah", Pemberdayaan ekonomi Lokal, Pembentukan Kader Jumantik " Juru Pemantau Jentik", dan ATAP "Aksi Tanpa Plastik".

Program yang kami jalankan yang bertempatan di pendopo balai desa Asemdoyong  dengan sasaran ibu PKK dan ibu Kader Kesehatan Desa Asemdoyong. 

Program yang pertama di paparkan yaitu : GsSM "Gerakan sadar Sampah" dipaparkan oleh Alfu  Sifarosma dari Teknik Lingkungan. 

Program keilmuan ini menjelaskan tentang alternatif pengolahan limbah padat organik dengan menggukanan metode kompos takakura. Sistem pelatihan, pertaman-tama dilakukan pemaparan materi lalu dilanjutkan pembuatan kompos yang dibantu ibu kadus.

Program yang kedua yaitu tentang JUMANTIK "Juru Pemantau Jentik" dibawakan oleh Hidayatul Qomariyah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat. 

Pada program ini, dipaparkan materi mengenai DBD dan cara mencegah kejadian DBD dengan PSN dan pembentukan kader jumantik. Selain itu, ibu kader kesehatan Desa Asemdoyong juga dibagikan buku saku tentang Pelaksanaan PSN dan Pembentukan Kader Jumantik.

dokpri
dokpri
Program yang ketiga  dibawakan oleh Akbar Bagastian Zen dari Teknik Perencanaan Wilayah Kota dengan Materi Pemberdayaan Ekonomi Lokal. Progam keilmuan ini mengenalkan e-commerce kepada masyarakat setempat untuk mengembangkan nilai jual masyarakat Desa Asemdoyong.

Program yang terakhir disampaikan oleh Hidayatul Qomariyah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan tema ATAP "Aksi Tanpa Plastik". 

Program tersebut diawali dengan pemaparan tentang sampah plastik dan bahayanya di kehidupan manusia. Ecobrick merupakan sebuah metode alternatif pengolahan limbah padat anorganik yaitu plastik dengan menggunakan sampah plastik dan botol plastik bekas yang kering. 

Setelah dilakukan pemaparan materi tentang program ATAP kemudian dilanjutkan dengan pelatihan ibu-ibu PKK untuk membuat Ecobrick melalui pembagian botol aqua bekas yang nantinya akan dijadikan media untuk tempat sampah plastik yang sudah di cacah. 

Sampah plastik dimasukkan ke botol bekas dan dipadatkan dengan menggunakan stik kayu lalu disatukan menggunakan lem kaca botol bekas lainnya yang sudah diisi sampah plastik sehingga membentuk sebuah modul Ecobrick.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun