Pada hari Jumat tanggal 1 Februari 2019, tim I KKN Undip  memulai kegiatan pukul 08:00 WIB. Pagi itu kami melakukan pekerjaan sesuai dengan job desk yang telah ditentukan pada rapat malam.Â
Tujuan utama kami adalah pemaparan materi program keilmuan yang dimana di isi 3 mahasiswa dengan 4 materi. GsSM "Gerakan sadar Sampah", Pemberdayaan ekonomi Lokal, Pembentukan Kader Jumantik " Juru Pemantau Jentik", dan ATAP "Aksi Tanpa Plastik".
Program yang kami jalankan yang bertempatan di pendopo balai desa Asemdoyong  dengan sasaran ibu PKK dan ibu Kader Kesehatan Desa Asemdoyong.Â
Program yang pertama di paparkan yaitu : GsSM "Gerakan sadar Sampah" dipaparkan oleh Alfu  Sifarosma dari Teknik Lingkungan.Â
Program keilmuan ini menjelaskan tentang alternatif pengolahan limbah padat organik dengan menggukanan metode kompos takakura. Sistem pelatihan, pertaman-tama dilakukan pemaparan materi lalu dilanjutkan pembuatan kompos yang dibantu ibu kadus.
Program yang kedua yaitu tentang JUMANTIK "Juru Pemantau Jentik" dibawakan oleh Hidayatul Qomariyah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat.Â
Pada program ini, dipaparkan materi mengenai DBD dan cara mencegah kejadian DBD dengan PSN dan pembentukan kader jumantik. Selain itu, ibu kader kesehatan Desa Asemdoyong juga dibagikan buku saku tentang Pelaksanaan PSN dan Pembentukan Kader Jumantik.
Program yang terakhir disampaikan oleh Hidayatul Qomariyah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan tema ATAP "Aksi Tanpa Plastik".Â
Program tersebut diawali dengan pemaparan tentang sampah plastik dan bahayanya di kehidupan manusia. Ecobrick merupakan sebuah metode alternatif pengolahan limbah padat anorganik yaitu plastik dengan menggunakan sampah plastik dan botol plastik bekas yang kering.Â
Setelah dilakukan pemaparan materi tentang program ATAP kemudian dilanjutkan dengan pelatihan ibu-ibu PKK untuk membuat Ecobrick melalui pembagian botol aqua bekas yang nantinya akan dijadikan media untuk tempat sampah plastik yang sudah di cacah.Â
Sampah plastik dimasukkan ke botol bekas dan dipadatkan dengan menggunakan stik kayu lalu disatukan menggunakan lem kaca botol bekas lainnya yang sudah diisi sampah plastik sehingga membentuk sebuah modul Ecobrick.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H