Mohon tunggu...
Amiruddin Saddam
Amiruddin Saddam Mohon Tunggu... Programmer - Pekerja dan Pengajar Swasta

Tech Enthusiast, Content Writer and Learner Something New

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Demi Karier, Kewajiban Dilupakan

3 Oktober 2022   13:24 Diperbarui: 3 Oktober 2022   13:24 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini, kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, membuat semua orang berlomba-lomba untuk memenuhinya. Segala jenis pekerjaan pun akan dilakoni, Mulai dari bekerja diperusahaan ataupun di instansi-instansi diberbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sosial, dan lain sebagainya.

Sudah tidak asing lagi, bagi para pekerja untuk dapat meningkatkan karir mereka di tempat bekerja. Sebagai contoh para dosen, akan berusaha untuk bisa mendapatkan sertifikasi dosen ataupun pekerja seperti guru honorer, dokter, dan berbagai profesi lainnya yang berusaha sekeras mungkin untuk bisa menjadi PNS.

Saat ini, kebanyakan dari kita, lebih mementingkan hak daripada kewajiban, khususnya dalam hal pekerjaan. Mirisnya adalah para pekerja yang bergerak dibidang-bidang yang penting seperti pendidikan dan juga kesehatan, masih menganggap hak adalah segalanya tanpa memikirkan kewajiban yang harus dilakukan.

1. Pendidikan

Banyak kita jumpai saat ini, ketika masa sertifikasi datang, semua pengajar baik pengajar sekolah dasar ataupun pengajar perguruan tinggi (dosen), lebih fokus untuk bisa mendapatkan sertifikasi daripada mementingkan peserta didik mereka. Padahal kewajiban seorang guru salah satunya adalah mendidik peserta didik untuk bisa menjadi lebih baik dalam bidang akademisi khususnya.

"Siapa yang salah ?" pertanyaan ini yang terbersit di benak kita.

Jawabannya adalah KITA. Karena kita terlalu fokus atas ego kita yaitu mendapatkan apa yang kita inginkan dari orang lain tanpa memikirkan apa yang harus kita berikan untuk orang lain. Hal ini perlu menjadi fokus bersama, karena jika kita masih berpikir hak adalah segalanya khususnya dibidang pendidikan, maka kepercayaan peserta didik dan juga orang tua terhadap lembaga pendidikan pun akan semakin berkurang. Akibatnya adalah banyak orang tua yang membiarkan anaknya untuk tidak sekolah atau jika orang tua mempunyai harta yang berlebih, maka mereka akan lebih percaya kepada guru private daripada sekolah.

2. Kesehatan

Tidak hanya dibidang pendidikan, dibidang kesehatan pun jika masa ujian penerimaan CPNS sudah mulai berjalan, para pekerja dibidang kesehatan, akan lebih fokus untuk mementingkan ujian tersebut daripada pasien mereka. Sudah bukan rahasia lagi jika pasien dibeberapa rumah sakit diabaikan atau dipersulit pelayanannya, apalagi pasien itu bertitel pasien "BP**". Mereka menganggap pasien yang mempunyai titel tersebut bukan merupakan pasien prioritas yang harus dilayani segera. 

Padahal para pekerja dibidang tersebut khususnya dokter sudah bersumpah untuk membaktikan hidup mereka untuk kepentingan perikemanusiaan. Tetapi lagi-lagi mereka lebih mementingkan hak daripada kewajiban mereka. Hal tersebut dapat berimbas besar kepada masyarakat, yang akhirnya masyarakat tidak percaya kepada lembaga kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan lain sebagainya.

Lagi-Lagi akan muncul pertanyaan,

"Siapa yang salah ?"

Jawabannya adalah KITA, walaupun terkadang kita akan mengatakan tuntutan pekerjaan, akan tetapi sumpah yang diucapkan tetap harus menjadi prioritas utama. Karena jika kita telah bersumpah, artinya kita berjanji untuk dapat melakukan tersebut semaksimal mungkin.

Selain 2 bidang diatas, kita sebagai pekerja dibidang apapun, harus dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban. Jika kita sudah bisa menyeimbangkan hal tersebut maka bukan hanya kita yang akan bahagia, akan tetapi sekita kita pun akan turut bahagia.

Silahkan share artikel ini untuk dapat saling mengingatkan kepada yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun