Mohon tunggu...
Amiruddin Saddam
Amiruddin Saddam Mohon Tunggu... Programmer - Pekerja dan Pengajar Swasta

Tech Enthusiast, Content Writer and Learner Something New

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosial Media Bukan Panduan Hidup

23 Juni 2022   22:10 Diperbarui: 23 Juni 2022   22:30 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pixabay.com/geralt-9301

Perkembangan teknologi yang kian pesat, membuat semua orang berpindah dan juga mengikuti perkembangannya. Salah satu contoh yang saat ini sangat banyak digunakan adalah sosial media. 

Aktifitas sosial yang sebelumnya dilakukan secara langsung, sekarang hampir semua jenis kalangan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa, lebih banyak berinteraksi atau melakukan aktifitas sosial secara "Online" atau melalui sosial media berupa facebook, whatsapp, instagram, dan lain sebagainya.

Sosial media mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap penggunanya, pengaruh tersebut bisa merupakan pengaruh positif ataupun pengaruh negatif. Contoh pengaruh positif dari sosial media adalah dengan adanya sosial media, kita tidak perlu lagi kesulitan untuk mendapatkan teman baru dan juga kita dapat dengan mudah memasarkan produk yang kita jual secara luas.

Akan tetapi jika kita tidak bijak dan cerdas dalam menerima informasi yang didapat, maka dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius diantaranya:

1. Komunikasi yang tidak baik dengan pasangan

Saat ini, dengan adanya sosial media semua orang bebas mengutarakan pendapatnya. Bahkan tidak perlu menjadi seorang ahli dalam suatu bidang, seseorang bisa memberikan kata-kata "Motivasi". 

Contohnya: 

seorang istri yang melihat sosial media dan mendengarkan pendapat seseorang yang mengatakan bahwa seorang suami itu harus bisa selalu mengerti keadaan istrinya. 

Begitupun sebaliknya seorang suami melihat sosial media dan mendengarkan pendapat seseorang yang mengatakan bahwa seorang istri itu harus bisa selalu mengerti keadaan suaminya.

sesampainya mereka dirumah, mereka saling mengutarakan pendapat mereka masing-masing berdasarkan apa yang mereka dengar dan masing-masing dari mereka merasa benar dengan pendapatnya. akhirnya keadaan yang tidak harmonis pun terjadi didalam rumah tangga mereka.

Lalu dari contoh diatas, bagaimana sebaiknya ?

Cobalah selalu melihat sesuatu dari 2 sisi, tidak hanya dari 1 sisi saja, karena jika melihat 1 sisi saja maka kita akan selalu merasa benar. dari contoh diatas, seorang istri harus bisa melihat dari sisi suami juga, begitu juga suami tidak boleh hanya melihat dari sisinya saja, melainkan dari sisi istri.

2. Perselisihan antar saudara dan kerabat

Sudah banyak sekali kita mendengar kasus penganiayaan, pembunuhan dan lain sebagainya antar saudara dan kerabat.Terkadang perselisihan tersebut terjadi bukan hanya atas dasar dendam, akan tetapi salah mendapatkan informasi.

Contohnya:

Seorang anak melihat postingan di sosial media yang menyatakan bahwa seorang ayah yang baik adalah yang dapat memberikan apa yang diinginkan oleh anaknya. akan tetapi, karena keterbatasan penghasilan sang ayah, maka ayahnya tidak dapat memenuhi beberapa keinginan anaknya.

Dan saat itu juga anaknya merasa ayahnya bukanlah ayah yang baik dan juga menganiaya ayahnya karena menganggap ayahnya bukan ayah yang baik.

Lalu dari contoh diatas, bagaimana sebaiknya ?

Carilah informasi lainnya, jangan hanya melihat atau mendengar 1 atau 2 informasi saja akan tetapi cobalah untuk mencari kebenaran dari informasinya kepada para ahli maupun pemuka agama.

3. Perpecahan antar umat dan bangsa 

Saat ini, sudah tidak asing lagi, ketika seorang pemimpin dihujat habis-habisan oleh para politisi-politisi maupun para pengikut seseorang demi mendapatkan keuntungan maupun popularitas. Bahkan tidak hanya oleh para politisi, bahkan antar pejabat pun bisa saling menghujat satu dengan yang lainnya di media sosial. 

Efek yang ditimbulkan dari saling menghujat ini adalah adanya ketidak percayaan dari masyarakat kepada para pemimpin atau para pejabat yang akhirnya menimbulkan perpecahan dengan adanya kerusuhan dan lain sebagainya.

Lalu dari contoh diatas, bagaimana sebaiknya ?

Sebisa mungkin, tidak percaya pada postingan-postingan yang menyudutkan para pejabat ataupun para pemimpin begitu saja. Akan tetapi carilah informasi sebanyak-banyaknya dan juga dari 2 sisi. Tidak hanya dari sisi buruknya saja sebagai manusia, akan tetapi prestasi dan kontribusinya kepada negara dan umat lah juga perlu diperhatikan.

Kesimpulannya adalah sosial media itu merupakan media yang dapat merekatkan masyarakat dan juga dengan adanya sosial media, kita bisa saling membantu. Maka dari itu bijaklah dalam menggunakan sosial media dan juga jangan sampai sosial media menjadi panduan atau acuan dalam segala aktifitas yang kita lakukan, akan tetapi jadikan sosial media hanya sebagai salah satu referensi yang mungkin bisa kita pertimbangkan sebagai motivasi hidup kita.

Jika mungkin ada tambahan permasalahan yang ditimbulkan oleh sosial media ataupun dampak positif dari sosial media bisa share di komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun