Mohon tunggu...
Asdal Angkar
Asdal Angkar Mohon Tunggu... Relawan - Pelajar

Manusia dan muslim

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cuplikan Puisi ~ Bagian 4 (Cermin): Resistensi Hati

15 April 2024   05:25 Diperbarui: 2 Juli 2024   14:48 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengantar :

Refleksi pada diri sendiri. Pertikaian internal (hati), untuk membela Palestina. 

Referensi Berita Utama : ~

Isi : 

Alpa..

Membiarkan luka berlarut

Dan ramai baru dibalut

Tertidur semalam sepetang

Bisukkan notifikasi dini

________________________

Fobia..

Ilusi palsu mengambang

Ancaman kata menggema

Menggertakkan jiwa hampa

Memaksakan kehendak dingin

________________________

Paranoia..

Besar akan standar

Minim akan perasa

Relevan dan tidak relevan

Dihitung oleh jari-jemari

________________________

Sadar, nyanyian tidur hanya sebagai pelontar

Berani, tegar berdiri tanpa ragu dan henti

Solider, melarutkan diri ke dalam non-soliter

Membuai harapan, mengukir prasasti

Dengan berpangku tangan dan hidup penuh hati

Penutup : 

3 di antara banyaknya alasan yang dibuat untuk abai terhadap Palestina. Menyemangati diri untuk melihat cerahnya perjuangan. 

Free Palestine 🇵🇸

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun