Mohon tunggu...
Asdal Angkar
Asdal Angkar Mohon Tunggu... Relawan - Pelajar

Manusia dan muslim

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cuplikan Puisi ~ Bagian 1: Simpatisan Palestina

12 April 2024   17:25 Diperbarui: 12 Mei 2024   14:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo : Victoria Jones/AP Photo

Pengantar :

Puisi ini merupakan sekilas kisah yang terjadi di Amerika Serikat dan Inggris. Penduduk asli mulai menyadari bahwa pajak mereka selama ini digunakan untuk perang terhadap negara asing. Karenanya mereka berdiri dan melawan dukungan yang diberikan oleh penguasa mereka untuk meng-Genosida rakyat Palestina. 

Referensi Berita Utama : Middle East Eye

Isi :

Gemetar hati

Rerumputan usang

Gemetar hati

Layang-layang manusia

________________________

Barbarianisme

Pucukan surat dijadikan injakkan

Angkat-angkat suara, pada mereka yang berkuasa

Rujuk pedang dan perisai

Satu-satunya cara untuk bertahan

________________________

Hentikan! 

Hentakkan! 

Tinggikan suara-suara seruan! 

Stop bantuan militer genosider! 

Penutup : 

Pertikaian keras yang dimaksud di dalam puisi ini merujuk pada aksi damai dan semisalnya, bukan kerusuhan. Makna pedang dan perisai bisa juga diartikan sebagai pernyataan menolak secara tegas.

Free Palestine 🇵🇸

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun