Mohon tunggu...
Asayuta Nisaulhaya
Asayuta Nisaulhaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Prodi DIII Public Relations - Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Abaikan Kebersihan Tempat Wisata

11 Januari 2015   04:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:23 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wisata merupakan salah satu hal yang sangat diminati banyak orang. Tak heran, jika Indonesia memiliki banyak objek wisata, baik dari objek wisata menengah atas maupun objek wisata kecil atau menengah kebawah.

Akan tetapi, saya sebagai anak muda pecinta hangout atau jalan-jalan berwisata, banyak berkunjung ke brbagai tempat-tempat wisata, tentu bisa menilai bagaimana kualitas tempat-tempat wisata yang saya kunjungi tersebut.

Pernah waktu itu, saya bersama teman-teman dekat saya mengunjungi obyek wisata kebun teh Pagilaran, tepatnya di Kabupaten Batang - Jawa Tengah. Disana saya sangat prihatin ketika mendapati teman-teman saya yang membuang sisa bungkus bekas makanan ringan baik yang dibawa dari rumah ataupun yang baru dibeli dari pedagang setempat pada bahu-bahu lapangan. Ada juga yang membuangnya tepat di bawah pohon tehnya. Saya sudah berniat untuk menegur teman-teman saya itu, namun sebelumnya saya perhatikan dulu sekeliling. Ternyata dugaan saya benar, tak hanya hiasan sampah yang dibuat oleh teman-teman saya saja yang saya lihat , namun hiasan sampah-sampah yang lain pun jelas terlihat disana. Parahnya lagi, saya menjadi mengurungkan niat saya untuk menegur teman-teman saya karena, yaa, bagaimana saya mau menegur toh nantinya teman-teman saya pasti akan menjawabnya dengan kalimat, "Emang dimana tempat sampahnya?" atau, "Salah sendiri nggak ada tempat sampah!".

Bagaimana tidak? Setelah saya mengamati sekitar, selain sampah-sampah yang berserakan dimana-mana, saya lebih prihatin karena memang tidak tersedia tempat sampah di tempat itu.

Pengalaman kedua, yaitu saat saya bersama Ayah, Ibu, serta kedua adik saya berkunjung ke salah satu obyek wisata di kecamatan Bandar - Kabupaten Batang. Namanya juga piknik keluarga, kurang afdol jika tidak ada bekal yang dibawa dari rumah serta menyantapnya di tempat wisata tersebut.

Disana kami membawa berbagai perbekalan makanan dari rumah, namun ketuka kami mulai membuka salah satu makanan yang berbungkus plastik, kemudian kami bingung untuk mencari tempat sampah untuk membuang sisa bungkus yang kami bawa. Karna sejauh pandangan mata mencari kami belum menemukan tempat sampah, sehingga kami memutuskan untuk menyimpan dulu bungkus tadi dan dijadikan satu dengan sampah-sampah lainnya. Kami benar-benar kebingungan untuk mencari satu saja tempat sampah yang ada.

Beda halnya dengan sekumpulan keluarga yang menggelar tikar di seberang kami, dengan polosnya mereka membuang sisa bungkus plastik makanan ringan ke luar tikarnya, sehingga bungkus tersebut hinggap di rerumputan. Tak hanya satu, bahkan sampai 3 kali saya lihat mereka melakukan hal yang sama namun hanya berbeda pada tokohnya. Padahal, obyek wisata tersebut dikelola oleh pemerintah.

Itu merupakan dua pengalaman saya, sebenarnya masih banyak lagi pengalaman saya mengenai problema yang sama. Di wisata pantai, di alun-alun yang letaknya ada di pusat kota, bahkan sama halnya saat saya melakukan study tour ke pulau Bali. Hal itu membuktikan bahwa sebagian bahkan banyak obyek-obyek wisata yang kurang memenuhi kriteria sapta pesona, yakni dalam hal "Bersih". Padahal salah satu slogan sudah marak terdapat dan terdengar dimana-mana, yaitu slogan mengatakan, "Kebersihan merupakan sebagian dari iman". Slogan itu dibuat tentunya bukan hanya untuk omongan belaka, namun harus benar-benar kita wujudkan.

Harapan saya kepada bapak Menteri Kepariwisataan, supaya lebih memantau lagi secara langsung ke berbagai obyek wisata. Bahkan sampai ke obyek wisata di daerah plosok sekalipun. Khususnya untuk obyek-obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah sendiri, mestinya harus lebih diperhatikan lagi, karna wisata merupakan aset negara yang bisa digunakan untuk meningkatkan nilai keeksisan negara.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun