Tapi, apakah para orang tua telah berfikir bahwa langkah yang diambilnya tak sepenuhnya benar? Pemakaian gadget secara berlebihan dan terus menerus dapat menyebabkan radiasi terhadap tubuuh sehingga menyebabkan lelahnya mata serta pola pikir pada anak yang dapat membuat anak egois terhadap pribadinya dan tidak lagi memperdulikan lingkungan sekitar. Maka, bukan hanya para orang tua yang wajib bergerak untuk memperbaiki permasalahan diatas. Pemimpin Indonesia bahkan para mahasiswa milenial pun harus melakukan pergerakan. Pergerakan awal yang dapat dilakukan yaitu terhadap pribadi para mahasiswa itu sendiri, dengan cara mengintropeksi apakah dirinya telah memanfaatkan penggunaan gadget dengan baik ataukah belum.
   Selanjutnya, alangkah baiknya para mahasiswa memberikan pergerakan keluar melalui aksi-aksi kepada pemerintah dan sebagainya. Semisal, melakukan aksi kepada kementerian pendidikan dan budaya agar dapat mengurangi serta membatasi penggunaan gadget terhadap pembelajaran siswa di sekolah maupun di rumah. Langkah lainnya, para mahasiswa milenial dapat membantu menghidupkan kembali permainan-permainan tradisional yang hampir punah.Â
Seperti gobag sodor, engklek, congklak, bola bekel, egrang, rangku alu, dan lain-lain. Mahasiswa dapat turun ke jalan dengan membawa beberapa perlengkapan untuk permainan tradisional dan mengajak para masyarakat untuk bergabung bersama serta mempelajari kebudayaan yang hanpir punah ini. Mahasiswa memiliki peran sangat penting terhadap pergerakan. Tugas dan tanggung jawab mahasiswa milenial bukanlah hanya belajar dan berorganisasi namun harus dapat mengabdi kepada masyarakat seperti yang tercantum di dalam tri dharma perguruan tinggi.
   Adanya transformasi budaya itu pula diharapkan dapat meneruskan cita-cita bangsa dan menyesuaikan dunia dengan adanya perubahan ini. Adanya perubahan sosial masyarakat saat ini diharapkan mampu digunakan secara baik. Tidak hanya perubahan teknologi saja yang dimaksud, namun perubahan-perubahan lainnya pun harus dipandang dan dinilai secara benar. Dan diharapkan pula para mahasiswa milenial dapat melek terhadap lingkungan sosial bermasyarakat.Â
Bukan hanya melek terhadap melencengnya perbuatan yang terjadi dalam pemerintahan saja, namun melek terhadap kesalahan yang terjadi dalam masyarakat pun perlu dilakukan. Sehingga tidak hanya kampus saja yang menjadi target dan sasaran utama para mahasiswa.Â
Namun, lingkungan masyarakat pun harus mendapat perhatian lebih oleh mahasiswa milenial. Mahasiswa cerdas ialah yang mampu berfikir secara jernih, matang, serta mampu memprioritaskan kepentingan bersama. Ia pula yang mampu untuk mensejahterakan masyarakat dan membantu pemimpin Indonesia dalam mengunggulkan bangsa. Untuk itu, peran mahasiswa sebagai subjek terpenting yang menjembatani antara masyarakat dan pemimpin yang ada di Indonesia sangatlah dibutuhkan saat ini.
   Setelah ada pergerakan yang dibawa oleh mahasiswa milenial kepada masyarakat sekitar, barulah Indonesia akan mengalami kemajuan dalam proses perubahan sosial. Dengan begitu, Indonesia akan menghasilkan keadaan dan struktur sosial yang baru dan lebih tertata dibandingkan sebelumnya. Karena, perjalanan sejarah manusia tidak dapat diramalkan sehingga nasib sejarah tidak dapat diyakinkan dengan pemikiran satu arah. Oleh karena itu, bangsa Indonesia diwajibkan saling mengerti terhadap kondisi negaranya dan juga melangkah secara bersama untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia secara bersama yang dilandasi kesatuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H