Kenangan meruah dari jalan yang pernah dilalui
Dengan Engkau di sisi tak pernah pergi
Adakah jalan untuk kembali
Membenahi takdirku saat ini
Pedih tak tertahan, menghunjam setiap sisi bagian
Karena bhama duniawiku persetan
Jangan kau bayangkan!
Sedangkan kau tetap terbelnggu dalam kenikmatan
Hahahaha sungguh janardana...hartaaa, tahtaaa, wanitaaa Tertimbun mengepal, aku raup semua
Resiko, mengapa? Haa milik ummat? Tak amanah?
Hahahaha....biarlah...! semua bisa teratasi...!
Meringis, balasan menjadi realita
Dalam dekapan liang tak berpurnama
Sumringah, berdansa, seakan tak berdosa
Elusan lembut panjang tangan, buat bahagia
Memperkaya diri, ku hiasi warna warni
Faidah gelap ilmu yang dimiliki
Cobalah bersamaku.! dengan kemahiran biar ku bantu.!
Lupakan sejenak akibat, saatnya turuti nafsu
Diriku terkulai nahas karena terpanah
Yang ku bidik karena serakah
Adakah obat untuk ini semua
Tidaaak! Bagaimana bisa, jelas nyawanya tak ada.
Segar ku hirup udara
Menikmati hasil tiada tara
Dari mana ku dapati semua?
Ya jelas, dari mereka yang tak berkuasa
Hentikan penyiksaan! Aku takut!
Ahh! Kenapa ia datang menunut
Padahal aku hanya anut
Membedil orang-orang di setiap sudut tak pandang, anak kecil pun ikut
Hebatnya dentuman buat manusia pilu
Sejukunya subuh dibersamai debu
Serangan yang menggebu-gebu
Tubuh tercecah, tercecer, terluka sudahlah tentu
Kalian semua seakan berdiri di atas jembatan yang rapuh
Tinggal menunggu waktu untuk terjatuh
Tersentak, tersadar bahwa hidup ditemani waktu
Hahahahhaha persetan nafsu membuat halu pada dunia yang berwaktu
Mengenaskan!!! hidup kalian sangat rapuh