Mohon tunggu...
Asan Adei Idea
Asan Adei Idea Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Berinovasi dan Berwirausaha Setiap Hari, Bisa!

16 November 2015   19:49 Diperbarui: 16 November 2015   21:48 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam wawancara saat terpilih sebagai CEO terbaik versi Harvard Business Review, Lars Sørensen--CEO raksasa farmasi Denmark Novo Nordisk--menjawab tentang apa yang dapat dipelajari perusahaan lain dari strategi inovasinya:

"Anda perlu jujur meski menyakitkan dalam menjawab tiga pertanyaan: Apa kekuatan kita, apa kapabilitas kita, dan risiko apa yang kita berani ambil? Lalu, didasari semua itu, lihat apakah anda dapat menciptakan beberapa visi yang ambisius namun bukan tidak dapat diraih. Yang membutuhkan pemahaman mendalam dari industri dan pasar tertentu yang anda ingin layani"

Novo Nordisk mengendalikan setengah dari pasar produk insulin sebagai perawatan diabetes yang penderitanya saat ini meledak mendekati 400 juta orang. Pendapatannya bergantung 80%-nya dari diabetes. Namun Lars, memilih tetap berekspansi organik. Jadi apakah CEO terbaik ini tidak menerapkan inovasi?

Dalam kuliah umum Tanoto Entrepreneurship Series atas kerjasama dengan Tanoto Foundation tanotofoundation.org milik Sukanto Tanoto di MM FEB UI, Boenjamin Setiawan--pendiri Kalbe Farma menjabarkan sejarahnya dengan paparan menarik tentang kebetulan. Tujuh kebetulan dimaksud diantaranya berkaitan dengan mindernya di jaman Jepang karena tidak bersekolah dua tahun, tapi lalu ia melanjutkan FKUI-nya dengan Ph.D di UCSF, lalu kebetulan bertemu rekanan usaha farmasi, di tahun 1965 PMA mulai masuk dan ia serta enam saudaranya kebetulan bertekad bangun industri farmasi. Apakah kewirausahaan artinya bisnis keluarga?

Saya tergelitik mengusulkan kita untuk yakinkan diri bahwa berinovasi dan berwirausaha dapat dilakukan dalam basis harian dengan menguasai DNA inovator (Dyer, Innovator's DNA) dan berpikir seperti wirausahawan (Hisrich, Enterpreneurship). Inovasi tidak selalu berarti produk baru atau di perusahaan atau untuk penemuan besar. Sebaliknya, inovasi dapat sesederhana mengubah posisi meja kerja agar rasa letih ergonomis berkurang, atau mempelajari berapa seruput kopi per jam yang tepat agar produktivitas meningkat dan bukannya kafein yang malah menguasai hari. DNA mengasosiasi, mempertanyakan, mengobservasi, menjaringkan, dan mengeksperimenkan ini perlu kita miliki. Semuanya dipercaya menghasilkan ide bisnis inovatif.

Kewirausahaan berhubungan dengan situasi ketidakpastian, banyak dari kita mengalami ini setiap hari. Pola pikir wirausaha yaitu berpikir struktural, pandai mengombinasikan yang ada, memulai dengan yang dipunya, kepintaran beradaptasi. Bagaimana sederhananya seorang yang telah berpikir layaknya wirausahaan berhasil? Sampai di rumah coba buka kulkas dan lemari, jika anda bisa temukan kombinasi untuk membuat makanan panas yang tepat menemani hujan: artinya anda telah lulus level satu berinovasi dan berwirausaha. Saya pun tergerak setiap hari mencoba ini. Siapa tahu dengan berfokus pada apa yang kita miliki seperti Lars dan kebetulan seperti pak Boenjamin; saat sumber daya bertemu dengan kapabilitas, kita semua bisa unggul dalam bersaing. Sukses!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun