"sepurane buk, aku sek payu timbangane anakmu"
Atau, ketika pergi nongkrong
"nangdi? Dines ta?"
Dines katanya hmm..
Awalnya memang agak tersentak mendengar kalimat tersebut, namun, seiring berjalannya waktu kalimat itu hanya menjadi sebuah gurauan, dan selamat akhirnya aku ditasbihkan menjadi pengangguran yang professional, bermartabat, dan berintegritas. Penghargaan yang cukup fenomenal sih dikalangan pengangguran.
Mungkin memang orang tua mengidam idamkan anaknya segera bekerja setelah wisuda, bangun pagi, pakaian rapi, ucap salam "mama, aku pergi kerja dulu", sore hari pulang, besok mengulangi rutinitas yang sama lagi.
Kalo kerjanya nggak sistem shift, kalo kerjanya sistem shift kan bisa aja berangkat siang pulang malem, berangkat sore pulang tengah malem, terus berangkat malem besoknya masuk penjara, ternyata kerjannya jadi begal, kan namanya kerjaan beda-beda.
Tapi tidak semudah itu dunia bekerja. Yang orang tua aku tidak tau, saat siang hari aku tiduran di kasur, aku pun sambil melamar pekerjaan via job street, linkedin, facebook. Semua cara dicoba sambil tiduran.
Ada yang bikin post, dicari freshgraduate yang siap bekerja, ketik yes di kolom komentar jika tertarik
Udah juga ketik yes, komen siap jika berminat, juga udah dilakuin, sampe, ngetik angka 1 agar airnya surut dan lihat keajaiban yang terjadi, udah aku lakuin semua.
Tapi emang belum ada panggilan aja, yang ada panggilan adzan dari masjid terdekat agar kita dapat sholat dengan tepat waktu.