Puing-puing pertemanan yang rusak
Oleh dengki dan rasa iri,
Rasa amarah dan kekalahan,
Rasa tak memiliki apa yang ia miliki
Aku tahu, bukan ia yang jahat
Aku yang kejam, penuh kebencian
Penuh amarah dan selalu menyalahkan
Masa lalu, yang sebenarnya bisa diabaikan
Aku tahu, anak polos itu
Ingin kucabut seluruh bagian dari jiwanya
Hingga tak bersisa semua hal
Yang membuatku iri dengannya
Keluarga yang bahagia,
Harta yang melimpah
Teman yang peduli,
Kepintaran yang tak jauh berbeda
Anak polos yang membuatku muak
Membuatku menghancurkan apa yang ada
Di sekitar, kapal pecah yang kubuat
Sebab amarah dan imajinasi dari otak
Aku merasa tak sepantasnya kubilang
Anak itu, seharusnya ku tak lagi melihatnya
Tak lagi berbincang dengannya
Sepantasnya detik kala itu adalah akhir
Akhir dari perbincangan panjang
Milikku dan anak polos itu
'Tuk anak polos yang beruntung,
Tolong hentikan pembakaran hatiku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI