Mohon tunggu...
Benawati Suardihan
Benawati Suardihan Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger asal ngoceh di #fibeautyroom

Mencoba menulis (lagi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pondasi Kehidupan dari Sosok Ibu.

5 Desember 2020   22:38 Diperbarui: 5 Desember 2020   22:43 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Canva (design template kreativitas penulis) 

"Semangat juang harus tinggi, jika positif dukunglah, jika negatif kenalkan pada konsekuensi. Namun, rasa syukur harus luas."

Mama saya mengajarkan anaknya untuk kompetitif tapi rasional terhadap keadaan. Bisa bersyukur atas apapun yang diperjuangkan, bagaimanapun hasilnya. Beliau juga senantiasa mendukung, mendengarkan keinginan dan keluh kesah anak hingga selesai. Kemudian mengajak berdiskusi. Tidak memaksa keinginan sebagai orang tua karena merasa lebih tau. Tapi mengenalkan pada konsekuensi. Maka anak akan mengambil keputusan yang terbaik, tidak terpaksa dan lebih terbuka nantinya karena merasa dihargai dan dipercaya.

"Jadi ibu bukan berarti meninggalkan jati diri". 

Sekarang saya mengerti. Terkadang pengorbanan wanita sebagai seorang ibu justru mengesampingkan jati diri. Kini pesan itu saya jalankan, tanggung jawab sebagai ibu tidak berarti saya harus tidak memperdulikan diri sendiri. Karena peduli pada diri sendiri adalah bentuk peduli pada keluarga.

Mama saya memang sudah meninggal, tapi bukan berarti tidak ada yang beliau ajarkan. Nyatanya sikap dan prinsip saya untuk menelaah setiap nasihat orang lain selepas mama saya meninggal adalah salah satu prinsip hidup yang beliau ajarkan. When it feels wrong, don't do it. Walau dimata orang lain nasihat yang diberikan adalah yang paling tepat untuk saya lakukan, tapi ternyata nurani saya merasa tidak tepat. Bukan berarti bebal.

Masih banyak nasihat dan pesan beliau soal kehidupan yang membuat saya tetap survive. Tapi saat ini, di periode waktu ini pesan dan nasihatnya tentang menjadi seorang ibu inilah yang terus menerus saya ingat setiap waktu. Karena sekarang saya adalah seorang ibu. Walau ternyata tidak mudah mengadaptasi prinsip beliau. Tapi hal positif memang selalu penuh perjuangan. 

Terima kasih ma, kami anakmu sekarang baik - baik saja.

Karena kasih sayang ibu tak terbantahkan waktu. 

Pondasi darimu adalah bukti kasih sayang mu.

Ilustrasi : Canva (design template kreativitas penulis) 
Ilustrasi : Canva (design template kreativitas penulis) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun