Bom meledak lagi. Bikin jengkel? pasti! Mereka yang disebut-sebut sebagai “pemimpin teroris” seperti Noordin M. Top dan sederetan nama lainnya sudah dibunuh dan ditahan Densus 88. Tapi, bom lagi-lagi meledak.
Bom Solo menghentak bangsa yang sedang fokus pada kasus-kasus korupsi –Nazaruddin, Angelina Sondakh, Gayus, dan banyak lagi. Tiba-tiba bom meledak. Pengalihan isu? Wallahu a’lam…. Tapi kalo itu pengalihan itu, sangatbiadab caranya!
Saya beragam Islam. Saya Muslim, tapi saya sama sedih dan marahnya dengan korban teror bom Solo dan teror-teror lainnya.
Saya kira, pelaku bom bunuh diri, jika dia Muslim, bukan Muslim yang baik. Jangankan dalam keadaan damai, dalam keadaan perang pun Islam melarang umatnya merusak gereja dan tempat ibadah atau bangunan lainnya; Islam juga melarang perusakan pohon, terutama yang berbuah. Jadi, bagaimana mungkin teroris bom Solo itu dikatakan berjuang untuk Islam? Caranya aja sudah tidak Islami, tidak jelas pula tujuannya, selain hanya kian merusak nama baik Islam.
Jelasnya, bom Solo bukanlah jihad, tapi kriminal atau kejahatan kemanusiaan. Saya selalu menduga, pelaku adalah orang atau kelompok yang didorong dan dimanfaatkan oleh pihak lain untuk kepentingan politik dan ekonominya. Jika dugaan itu saya benar, betapa bodoh dan dungunya kelompok itu, mau diperalat!
Belajar Islam yang bener deh…! Ingat kawan, Rasulullah Muhammad Saw itu mengutamakan lemah lembut, bukan kekerasan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H