Mohon tunggu...
Aulia Salsabila
Aulia Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Matematika

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Santri Menjaga Martabat Kemanusiaan untuk Indonesia

28 Oktober 2022   19:20 Diperbarui: 28 Oktober 2022   19:28 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 22 Oktober, setiap tahunnya masyarakat Indonesia memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Peringatan tersebut dilaksanakan sejak diberlakukannya Keputusan Presiden (Keppres) RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Keputusan tersebut diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo, pada 15 Agustus 2015 silam.

Ditetapkannya 22 Oktober sebagai hari santri nasional tak lepas dari latar belakang sejarahnya. Bertepatan pada tanggal tersebut di tahun 1945 KH. Hasyim Asy'ari mencetuskan Resolusi Jihad guna mempertahankan kemerdekaan. Isi dari Resolusi Jihad tersebut ialah

"Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe Fardloe 'ain (jang haroes dikerdjakan oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh. Bagi orang-orang jang berada di loear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itu djadi fardloe kifajah (jang tjoekoep, kalaoe dikerdjakan sebagian sadja)..."

Dengan Resolusi Jihad tersebut para santri, pemuda, dan masyarakat berhasil digerakkan agar berjuang bersama-sama untuk melawan serangan penjajah yang mengganggu keutuhan NKRI. Seruan tersebut terhubung dengan peristiwa 10 November 1945 yang saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Santri selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Terdapat banyak catatan sejarah yang menggambarkan kiprah santri dalam melawan penjajah. Santri dan ulama Indonesia berjuang dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan kesatuan NKRI.

Dengan berbagai latar belakang yang berbeda, santri tidak pernah menolak seruan untuk mendarmabaktikan diri untuk bangsa dan negara.Atas dasar tersebut, untuk mengenang, meneladani, serta melanjutkan perannya dalam menegakkan dan mempetahankan kesatuan NKRI serta konstribusinya dalam membangun bangsa, maka Hari Santri Nasional perlu ditetapkan.

Setelah Indonesia merdeka seperti saat ini,  santri tidak pernah absen dalam setiap perjalanan Indonesia. Pada kondisi sekarang, peran santri tak hanya memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Para santri sudah memperluas perannya di berbagai bidang dalam membangun kemajuan NKRI. Tak hanya soal agama, santri terjun langsung dalam perkembangan dunia politik, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan sosial. Mereka sekarang telah merambah ke bermacam-macam bidang profesi dan keahlian.  Sebagai contoh ialah KH Abdurrahman Wahid dan KH Ma'ruf Amin, santri yang menjadi pemimpin Indonesia dan wakil preside saat ini.

Pada zaman modern ini, santri mengembangkan diri dalam menguasai berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tidak hanya menuntut ilmu ke Timur Tengah, mereka kini juga memperdalam ilmunya ke berbagai belahan dunia, seperti Eropa,  Amerika, dan lainnya. Meskipun begitu, santri tetap tidak melupakan tugasnya yang utama yaitu dalam hal menjaga agama.

Dalam setiap perilaku dan perbuatannya, santri selalu menjunjung tinggi dan mengedepankan nilai-nilai agama. Bagi mereka, agama merupakan mata air yang di dalamnya terdapat inspirasi-inspirasi yang selalu mengalir untuk menjaga martabat kemanusiaan. Hifdz al-nafs atau menjaga martabat kemanusiaan merupakan salah satu tujuan diturunkannya agama di muka bumi (maqash al-syariah).

Tidak ada satupun agama yang memerintahkan para pemeluknya untuk melakukan tindakan yang dapat merusak harkat dan martabat manusia. Oleh karena selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama, santri senantiasa menjunjung tinggi nilai- nilai kemanusiaan. Menjaga martabat kemanusiaan merupakan esensi ajaran agama menjadi prinsip yang senantiasa dipegang.

Mengusung tema "Berdaya Menjaga Martabat Kemanusian," Hari Santri Nasional mengajak semua masyarakat Indonesia untuk turut serta dalam peringatan tersebut. Tema tersebut juga tergambarkan dalam logo Hari Santri Nasional 2022. Sebagaimana unggahan Kemenag RI dalam websitenya, filosofi yang terdapat dalam logo Hari Santri Nasional 2022 ialah sebagai berikut

  • Merangkul

Melingkarkan lengan pada pundak (tubuh, pinggang, dan sebagainya) orang lain sambil melingkarkan kedua lengan. bermakna melindungi, meberikan empati dan kepedulian.

  • Jabat Tangan

Makna keakraban dalam setiap pertemuan. saling berbudaya, memberikan sapa. Mengulurkan tangan untuk saling membantu antar manusia dengan manusia yang lain

  • Daun

Daun hijau tidak hanya memberikan kehidupan dan energi pada manusia, tetapi juga memberikan harapan.\

  • Infinity

Simbol takhingga (bahasa Inggris: innity symbol) yang dilambangkan sebagai , merupakan simbol matematika yang mewakili konsep takhingga.

  • Matahari

Selalu memberikan cahaya untuk kehidupan manusia, merupakan sumber energi alam semesta dan penghuninya, daya yang tak akan pernah habis.

  • Mata

Indera Penglihatan manusia, untuk memandang segala hal, melihat keadaan disekitar. Melihat dan mengamati apa yang terjadi dan apa yang bisa diperbuat.

  • Warna

Warna yang digunakan dalam logo Hari Santri Nasional 2022 juga memiliki arti. Warna birunya berarti cerdas dan bijaksana. Warna hijaunya ialah religius dan harmonis. Sedangkan warna orange bermakna semangat dan enerjik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun