Mungkin akan lebih menarik membahas yang berjaya di era pandemik, meminjam istilah mutiara ditempa keras dari batu.
Sayangnya saya menanggalkan kacamata itu dan ingin melihat dengan mata minus saya. Apakah semua orang harus terlahir sebagai mutiara?
Saya melihat banyak orang kecil yang kehilangan pekerjaan dipabrik, anak muda jenuh dengan sekolah online (mereka bisa bermain game siang malam tapi tidak tahan belajar online sebentar), saya melihat toko yang akhirnya tidak akan buka lagi sementara tong sampah kompleks penuh dengan plastik e-commerce, dan induk semangpun kehilangan penyewanya.
Saya melihat praktek standar ganda pemerintahan menangani pandemik.
Pandemikpun menjadi pemain bertahan sepanjang tahun ini.
Saya hanya mengeluh, saya menulis kegelisahan tanpa solusi dan saya sudah cukup merasa buruk. Saya bahkan tidak tega menuntut pemerintah, karena saya duduk manis, menulis diruangan kantor dengan gaji berkala. Saya hanya mengeluh.
Membicarakan tentang menjadi tidak beruntung di era ini, apakah benar mereka kurang beruntung?
Koreksi saya kalau salah.
Bisnis Gedung misalnya, pemilik kostan dengan target penyewa mahasiswa, hotel dengan target pengelancong budget terbatas atau pertokoan dengan bisnis menengah. Kita bisa saja menyalahkan pandemik atau ketinggalan  inovasi?
Pekerja pabrik, apakah mereka kehilangan pekerjaan karena pengurangan karyawan atau skill mereka sudah diambil kendali mesin?
Pelajar daring yang lelah belajar. Jujur saja saya sangat mengkhawatirkan mereka, anak-anak yang hidup di era digitalisasi dimana informasi tidak terbatas namun harus terjebak dengan standar seberapa banyak ijasah penididikan formal ditangan.
 Ada anak-anak yang suka belajar tapi banyak pula yang lebih suka menghasilkan uang daripada duduk membaca buku dan mengerjakan soal.
Satu-satunya yang tidak anjlok diera pandemik adalah pemikiran yang konservatif, sayangnya kita belum punya cukup solusi untuk ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H