Mohon tunggu...
Putri Napitupulu
Putri Napitupulu Mohon Tunggu... Administrasi - Ide dan Karya

Woman, Amateur Writer , Artist, Engineer, Young and Life || Senang bergabung dengan anda, Silahkan baca konten saya, dan tinggalkan komentar :) || "Bekerja dengan cara saya, senang menerima kritik dan masukan, berbicara apa adanya" || Visit my Blog https://flowph.wordpress.com And Wattpad https://www.wattpad.com/user/flowerasaph

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kamu Bukan Korban Lagi, Kamu Lebih Kuat dari Apa yang Kamu Tahu

19 Maret 2020   00:12 Diperbarui: 19 Maret 2020   13:25 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Merebaknya virus corona membuat kita lebih concern dengan kesehatan daripada politik dan Isu-isu panas lainnya.

Saat saya menulis artikel ini, saya sedang sibuk dengan gadget, membenamkan diri dengan medsos, membuang-buang waktu. 

Hari ini hari minggu, saya baru saja mengalami pengalaman paling aneh sepulang ibadah, ibadah tanpa jabat tangan dan hand sanitizer dimana-mana. Keadaan di Surabaya sendiri masih aman terkendali.

Beberapa saat sibuk, saya membuka artikel tentang kasus-kasus yang merebak di medsos, mulai dari jokes corona tidak bisa masuk ke Indonesia, manusia-manusia yang tidak habis akal ingin menurunkan pemerintah, Banjir di Jakarta hingga kasus pelecehan seksual oleh pemuka agama.

Di hari minggu, dimana umat nasrani beribadah  berkumpul bersama komunitasnya dipimpin oleh seorang pemuka agama bernyanyi dan menyembah Tuhan,  bukan berita yang saya lihat. 

Berita yang sempat viral di grup whatsapp beberapa bulan belakangan ini bukan menceritakan perbuatan baik, namun perbuatan bejad seseorang yang  bertitle pemuka agama. Pendeta yang melakukan perbuatan cabul selama 17 tahun semenjak korbannya berusia bocah.

Saat saya membaca kembali berita ini, sedih sekali betapa rendahnya moral orang bertitle ini, tentu kejiwaaan korban cukup terganggu bukan hanya karena menjadi korban dan kisahnya viral, tapi membaca komentar-komentar netizen yang maha benar. Kasus-kasus pelecehan seksual dimana korban selalu salah, victim blaming.

Entah sudah berapa juta kali kampanye menolak victim blaming, tetap saja orang-orang menyalahkan korbannya. Tidak heran banyak korban yang lebih memilih diam, menahan rasa frustasi seorang diri  sampai dititik dimana wadah itu tidak mampu lagi menahan semuanya..

Dalam artikel ini saya akan mengkampanyekan "Say no to Victim Blaming", bukan hanya sekedar gerakan #Metoo, ditujukan untuk perempuan dimana mengajak para korban kejahatan seksual  untuk speak up dan berani melawan dan #NoVictimBlaming, melawan pelecehan dan kekerasan seksual bukan hanya untuk wanita. 

Ada banyak anak-anak dari berbagai macam gender, ya semua orang yang menjadi korban berjuanglah untuk mempertahankan tubuhmu dan kesehatan jiwamu.

Saya tidak kampanye untuk menarik empati orang lain, tidak untuk mensosialisasikan kepada mereka yang menyalahkan korban atau lebih buruk mengolok-olok korban, saya harap suatu hari anda akan mengerti dan sadar betapa mengerikannya komentar anda buat  mental para korban. Saya kampanye untuk para korban, Be Brave!

Anda berharga, anda dicintai, anda kuat dan anda akan melewati semua ini sampai tuntas.

Semua orang punya masa kelamnya masing-masing, baik karena pilihan mereka  yang menjadi resiko dari apa yang buat atau sesuatu yang tidak dapat mereka pilih . Untuk menjadi korban pelecehan seksual bukan pilihan siapapun, tidak pantas untuk siapapun.

Tidak apa jika anda belum berani untuk speak up, tidak masalah kalau anda masih menyimpan trauma, tapi akan tetap masalah jika anda masih menjadi korban..

Kalau anda tidak mempercayai siapapun, masih ada satu yang tersisa, dirimu sendiri. Anda harus tahu bahwa anda lebih kuat daripada yang anda hindari ketika melihatnya di cermin setiap pagi, orang itu lebih kuat dari yang dia sadari..

Katakan padanya, anda berharga, tidak ada yang dapat menyentuh anda tanpa ijin anda. Lawan, anda akan tetap terluka, walau anda berusuha sejauh apapun, pasrah juga bukan pilihan siapaun..

Ada 5 benua dan 5 samudera, dunia ini diciptakan sangat luas. Jika lingkunganmu tidak mendukung , kamu tahu kamu dan Tuhanmu lebih kuat dari apapun juga dimuka bumi ini, tidak ada yang dapat mengelak nya.

Orang-orang dapat membuatmu membenci dan menyalahkan Tuhan, anda merasaterisolasi karena  tidak punya support system, kelihatannya sudah tidak ada titik terang. Berhentilah sejenak dan berlutut, kamu tahu hanya Tuhanlah harapan mu , berhenti ngeles. Pastikan sampai Tuhan anda yang turun tangan.

Berjuanglah untuk hidupmu, orang-orang yang tepat akan datang pada waktunya berkonspirasi membantumu, jadilah kuat, melawanlah setegas mungkin. Ini tubuhmu! andalah yang paling berkuasa untuk tubuhmu. 

Anda buka orang itu lagi, anda bukan korban pelecehan seksual lagi . Anda adalah permata, permata terbaik  toh ditempa dari dari bebatuan dengan sangat keras.

Semangat untuk anda yang setelah 17 tahun memiliki keberanian untuk speak up, keberanian yang luar biasa, tidak semua orang mampu. Anda tahu semenjak saat itu anda bukan korban lagi, anda adalah orang luar biasa , anda adalah orang-orang yang memastikan tidak akan ada lagi kejadian serupa terulang.

Untuk semua orang yang mengalami pelecehan dan berani untuk mengungkapkan, terimakasih untuk keberanian anda . Masih ada banyak kasih didunia ini.

Bagi mereka yang berani speak up atau dalam pergumulan setelahnya,  anda tahu jelas anda tidak dapat mengontrol bagaimana orang akan memandang anda untuk seterusnya, bagaimana mereka akan memperlakukan anda, semua itu  tidak dapat dihindari karena tidak ada satu orang pun yang mampu memaksakan kehendak dan pikirannya kepada orang lainnya. 

Perlu diingat, Anda-lah yang paling tahu bagaimana diri anda yang sebenarnya, karena anda bukan orang yang sama lagi...

Kamu buka korban lagi, kamu lebih kuat dari yang kamu tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun