Mohon tunggu...
Ahmad Saefudin
Ahmad Saefudin Mohon Tunggu... -

saya adalah mahasiswa UNS

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pembelajaran Musik di SD

29 Oktober 2010   06:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:00 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metode pengajaran musik ini didasarkan atas tahap tingkat urutan kegiatan belajar musik. Urutan kegiatan musik haruslah mengikuti tahapan syarat tingkat urutan kemampuan bermusik dan tingkat urutan materi pengajaran musik yang logis. Metode yang digunakan seorang guru musik akan sangat tergantung kepada pandangannya tentang sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan hakikat balajar musik, sifat dan hakikat pengajaran musik.

Dalcroze (1865-1950) mengemukakan bahwa pelajaran teori musik haruslah diberikan melalui bunyi musik itu sendiri, sehingga anak-anak mendengar alunan bunyi tersebut, menghayati apa yang dinamakan tangga nada, interval dan akornya.

Frigyes Sandor (1975) mengemukakan pula gagasan Kodaly yang mengatakan bahwa bernyanyi dan latihan gerak tubuh sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf serta dapat pula memnerikan latihan kepada tenggorokan dan kerongkongan.

Leonhard dan House (1972) mengatakan bahwa metode-metode pengajaran musik yang digunakan haruslah selalu dihubungkan dengan musik itu sendiri sebagai seni ekspresi. Pengajaran mengenai teknik, notasi, sejarah, atau teori diluar hubungan dengan musik dan ekspresi tidak dapat dibenarkan.

Greenberg (1979) mengatakan bahwa pengalaman-pengalaman musik dapat mengembangkan kemampuan anak untuk mengungkapkan fikiran dan perasaannya melalui bunyi, alat musik, melalui suaranya sendiri, dan melalui gerak tubuhnya.

Rousseau (1712-1778) mengatakan bahwa anak-anak memang harus belajar membaca notasi musik, tetapi janganlah dipaksa buru-buru mempelajarinya karena membaca itu sebenarnya hanyalah merupakan satu alat sedangkan sebuah lagu akan dapat dinikmati dengan mendengarkannya, bukan dengan melihat notasinya.

Curwen (1816-1880) menekankan bahwa dalam pelajaran musik yang dibayangkan anak-anak ialah bunyinya, bukan notasinya, dan dalam kegiatan belajar mengajar, haruslah diciptakan situasi yang menyenangkan bagi anak-anak.

Brocklehurst (1974) mengemukakan bahwa ingatan bayangan nada adalah salah satui dari hal-hal yang sangat penting dalam kemampuan bermusik, dan merupakan persyaratan dasar untuk semua kegiatan musik, baik yang menyangkut kreatifitas, penyajian, maupun dalam mendengarkan musik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun