-----
Saya menyebut ini sebagai bahan. Kenapa? Karena sesuai kesepakatan, bahwa sampai saat sekarang #metaverse belum terdefinisikan secara pasti. Bahan-bahannya, terdiri dari:
(1978) MUD1
The first multiplayer real-time virtual world.
(1982) TRON
Imagine a digital reality.
(1984) Neuromancer
Popularizing the term "cyberspace" that imagined billions of "cyberusers".
(1992) Snow Crash
Author Neal Stephenson coined the term "metaverse", which
envisions a virtual reality--based successor to the internet.
(1999) The Matrix
Imagining humanity inside a virtual reality.
(2003) Second Life
The first platform allowing users to "live" in a virtual world.Â
(2006) Roblox
Platform that surpassed 55 million daily active users in February 2022.
(2018) Ready Player One
Imagining a full-fledged virtual world called 'the Oasis', based on the book from 2011.
(2021) Meta Platforms
Aiming at a metaverse ecosystem.
(?) Future of metaverse to come with more and more use cases joining.
-----
Untuk menjawab (?) di atas, paling enak memang memulainya dari "Cosmic Eye".
Lantas poin dari hasil riset yang intinya, "Separating fact from fiction". Ini ada beberapa catatan penting mengenai pencarian definisi metaverse, terdiri dari:
(1) The metaverse does not replace real life,
(2) There are not multiple metaverses,
(3) The metaverse is not AR/VR,
(4) The metaverse is not (just) gaming,
(5) The metaverse is not Web3,
(6) The metaverse is not only for a small group of users.
Kemudian masuk ke fase "ekosistem", dimulai dari tagar #MetaIncorporated sampai sekarang bernama "Meta Platforms". Rasanya kita masih berkutat di era ini sekarang.
Fase selanjutnya adalah terkait kata kunci "kuantum". Ini sering jadi diskusi kami beberapa hari terakhir, di tim "free think". Ingatkan saya akan tagar #AstrophysicsOfTime.
Terus masuk ke poin, apa yang akan kita temukan di film "Avatar: The Way of Water" (2022), yang ada kaitannya dengan metaverse? Sebab berdasarkan bahan di atas, metaverse belum ada sentuhan ekologi sama sekali. Ekosistem yang dibangun masih belum detil. Sekaligus mempertanyakan, mengapa film "Avatar" (2009) tidak masuk dalam list bahan di atas?
Lalu masuk ke fase yang kami istilahkan dengan "simulacra", berkembang ke arah hiperrealiti yang "sebaiknya" memang memunculkan istilah baru. Ini akan masuk ke diskusi filosofis model-model istilah modern, post-mo, dsb.
Terakhir adalah fase dimana kita bisa mendefinisikan dengan gamblang apa itu metaverse. Artinya, teknologi dan pencapaian ekosistemnya sudah mendukung, bahkan untuk dikaitkan dengan berbagai mitologi di masa lalu. Tapi dengan catatan bahwa semua "List of Religions and Spiritual Traditions" mau berdamai dengan menciptakan ekosistem surga (atau apapun istilahnya) di dalam metaverse. Maka ia akan menjadi #HistoryOfMetaverse yang abadi karena ada #MythologyOfAlgorithms.
-----
(#CyberpunkIndonesia, now)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H