(1) Post-Suharto era in Indonesia,
(2) Indonesia.
Poin post-Suharto saya wakilkan dengan tagar twitter #35Busd (atau bahkan sebenarnya lebih). Dengan kata lain, ini record pemimpin kita sebagai ter-korupsi di dunia, alias mencerminkan warga negaranya (termasuk saya, barangkali).Â
Meski post-Suharto disamakan dengan "Reform Era" (#EraReformasi), tetap saja judul wiki tak mau melepas kata "Suharto" di judul utama. Ada apa ini? Apakah ada uang nyangkut yang sampai sekarang belum beres?
Sumber
-----
Hal-hal yang saya rasa unik adalah pemakaian kata "republik" dalam kehidupan kita sehari-hari. Pihak yang getol dengan istilah NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) sangat menentang sesuatu yang bersifat "kiri", atau kalau di kita ke arah "komunis" (yang dulu heboh lewat PKI, alias partai).
Di sisi lain, ada yang bilang Tan Malaka itu partainya MURBA, ada juga yang mengarahkan ke PKI. Mana yang benar? Tanya ahli sejarah.
Yang jelas, jika Tan Malaka tidak dianggap di negara ini, maka seharusnya kata "republik" juga dihapuskan dari istilah "Republik Indonesia". Kita pakai  "Indonesia" saja, nggak usah bawa-bawa "republik". Etisnya sih begitu. Kecuali ada yang mau "nyentrik" dengan merekayasa sejarah lewat penjelasan bahwa ada buku lain milik pribumi yang judulnya memakai kata "republik". Ini baru masuk. Jika tidak, yaaa balik lagi... Nggak etis aja jadinya.
-----
Menurut saya permasalahan kata "republik" ini penting, jika tidak dipahami dengan baik, maka topik NKRI dan RI menjadi tidak selaras. Bukan saya pro-kiri, tapi NKRI harus membuang huruf "R"-nya sehingga menjadi NKI (Negara Kesatuan Indonesia). Dan hati-hati! NKI salah-salah malah di-cap penerus PKI pula nantinya.
-----
Singkat kata, zaman sudah berubah, generasi pun cenderung kekinian. Daripada pusing urusan kiri-kanan, mending pakai "kanan-kiri oke" biar enak. Bukannya goyang karawang itu juga ke kiri dan ke kanan, tho?
=====
(#CyberpunkIndonesia, 18 November 2022)
-----
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H