Mohon tunggu...
Wurry Agus Parluten
Wurry Agus Parluten Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang Ayah dan Suami.

Pernah menjadi Penulis Skenario, Pembuat Film Indie, Penulis (jadi-jadian), Pembaca, (semacam) Petani, (semacam) Satpam. Sekarang gemar dengan #tagar atau #hashtag guna mengisi sisa hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Simulacrum

17 November 2022   20:32 Diperbarui: 17 November 2022   20:45 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
FOTO: Dokumentasi Pribadi (Metaprogramming Matrix)

"Simulacrum" merupakan kata bahasa Inggris dalam bentuk tunggal, jika jamak kata ini akan berubah menjadi "simulacra". Menurut wikipedia, simulacrum adalah representasi atau imitasi dari seseorang atau sesuatu. 

Sedangkan "representasi" ialah perwakilan dari sesuatu. Jika dirasa-rasa (lagi), simulacrum ini arahnya ke hasil dari proses kerja otak dalam mem-persepsi-kan seseorang/sesuatu.
-----

[17/11 05.26] NIETZSCHE:
Puzzle ini seperti kepingan-kepingan memori yang ada di kepala sehingga membentuk sebuah narasi. #PuzzleInMyBrain

[17/11 05.39] PLATO:
Puzzle dalam labirin adalah simulacra.

[17/11 06.03] BAUDRILLARD:
Tut Wuri Handayani memiliki arti "Dari belakang, seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan". (copas)

> Pantes posisi paling wuenak ..... (sensor).

NIETZSCHE & PLATO:
Hahahahaha...
-----

Simulacrum ini ada dalam keseharian kita, gambarannya, seperti pelajaran mengarang tentang wali kelas. Misal, di sebuah kelas Sekolah Dasar (SD) ada tugas untuk mengarang dengan tema "Wali Kelas-ku". Jika saya seorang murid yang baik hati dan tidak sombong, maka saya cenderung akan cari muka dengan mengarang perihal hal-hal baik ibu Wali Kelas (yang berstatus janda).

Seperti Ibu guru yang rambutnya selalu harum, lantas bulu matanya nan lentik men-jelita, gaya jalannya yang anggun, bahkan saat dia marah dengan nada kasar sekali pun akan terasa indah di telinga saya. Pokoknya semua yang baik akan saya sematkan ke Ibu itu, apalagi ini merupakan amanah dari Bapak saya yang duda. 

Ini akan berbeda dengan saya yang ber-tetangga dengan si Ibu Guru. Dimana saya melihat rumahnya yang jorok, celana dalam si Ibu yang dijemur ada bolong-bolongnya karena malas dijahit, terus penampilan ibu yang acakadut kalau bangun tidur dengan hanya memakai daster, bahkan si Ibu ini suka jadi bahan pertengkaran luar biasa antara Abi dan Umi di rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun